Temuan Survei Indikator Politik soal Pendapat Publik tentang Debat Cawapres
Rabu, 27 Desember 2023 | 17:00 WIB
Para cawapres 2024; Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming, dan Mahfud MD. (Ilustrasi: NU Online/Aceng)
Jakarta, NU Online
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil temuan survei mengenai pendapat publik tentang debat calon wakil presiden (cawapres) pada 22 Desember 2023. Hasilnya, 35,3 persen mengaku menyaksikan debat pertama, 63,9 persen tidak menyaksikan debat, dan 0,9 persen tidak menjawab.
Dari yang menyaksikan debat itu, sebesar 56,2 persen menilai Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres yang tampil paling baik dalam acara debat. Sementara Mahfud MD 24,2 persen dan Muhaimin Iskandar 12,3 persen. Responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 7,3 persen.
"Kalau kita tanya siapa pemilih yang dianggap penonton debat cawapres ini tampil unggul, baik dalam debat tersebut, mayoritas menganggap Gibran sebagai pemenangnya," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam paparannya secara daring, pada Selasa (26/12/2023).
Kemudian jika diperinci kepada yang menyaksikan debat dengan pertanyaan cawapres mana yang paling bagus program kerjanya, Gibran unggul 42,9 persen, disusul Mahfud 25,3 persen, dan Muhaimin 19,7 persen. Responden yang tidak menjawab atau tidak tahu hanya 12 persen.
Selanjutnya jika diperinci cawapres mana yang bagus cara menyampaikan pendapatnya, Gibran lebih unggul dengan 45,8 persen, Mahfud 30,2 persen, dan Muhaimin 13,9 persen, sedangkan responden yang tidak tahu atau tidak jawab sebanyak 10 persen.
"Sama efeknya kalau kita lihat pendukung Anies-Muhaimin cenderung nonton debat dibanding pemilih Prabowo-Gibran. Saya tidak tahu kenapa pemilih Prabowo-Gibran tidak antusias menonton debat. Bisa jadi mereka punya pilihan yang susah berubah, atau bisa jadi mereka punya kesibukan lain," imbuhnya.
Ia menjelaskan angka yang menonton debat cawapres lebih kecil dibandingkan yang menonton debat capres. Akan tetapi angka 35,3 persen bukan angka yang kecil. Sebab dari 204 juta pemilih tetap, maka 35 persen itu puluhan juta.
"Jadi bukan angka yang kecil, angka yang lumayan. Tetapi tetap ada dua per tiga pemilih yang nggak nonton," jelasnya.
Ia mengungkapkan, secara umum masyarakat sudah punya pilihan. Akan tetapi hal tersebut bukan berarti debat tidak ada efeknya.
"Debat, meskipun punya efek, tetapi efeknya tidak signifikan, tetapi bukan berarti tidak penting, terutama dalam rangka memilih mengetahui lebih dalam lebih detail mengenai program, gagasan, termasuk style komunikasi oleh capres-cawapres," pungkasnya.
Sebagai informasi, target populasi survei Indikator Politik Indonesia ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon, yakni sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
Sampel sebanyak 1217 responden dipilih melalui kombinasi metode Random Digit Dialing (265 responden) dan Double Sampling (952 responden). RDD adalah proses pembangkitan nomor telepon secara acak, sementara DS adalah pengambilan sampel secara acak dari kumpulan data hasil survei tatap muka yang dilakukan sebelumnya.
Margin of error survei ini diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang sudah terlatih dan profesional.