Jakarta, NU Online
Hari Sumpah Pemuda (HSP) yang diperingati bangsa Indonesia setiap tanggal 28 Oktober menjadi perhatian khusus Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri). Menurut kelompok mahasiswi Nahdlatul Ulama ini ada tiga hal yang harus diperkuat oleh pemuda pada momentum Sumpah Pemuda. Ketiganya adalah pemanfaatan teknologi informasi oleh pemuda, semangat persatuan kelompok pemuda, dan nasionalisme.
Ketua Pengurus Besar Kopri PB PMII, Septi Rahmawati, mengatakan, tiga komponen tersebut menjadi modal dasar bagaimana peran pemuda untuk mengisi kemerdekaan Indonesia berjalan maksimal. Canggihnya teknologi, kata Septi, telah terbukti membantu kelompok pemuda dan mahasiswa dalam menjalankan setiap kegiatan. Dia meyakini jika setiap pemuda saat ini melek dengan teknologi maka pemuda tersebut mampu beradaptasi dengan masa depan.
"Pemuda kali ini harus melek ilmu pengetahuan, melek teknologi. Teknologi yang semakin canggih harus direspons. Ini yang harus diperkuat," kata Septi kepada NU Online, Selasa (27/8).
Kemudian, komponen yang juga harus diperkuat oleh pemuda saat ini adalah persatuan dan kesatuan. Menurut Septi, persatuan dan kesatuan pemuda mampu mewujudkan cita-cita bangsa yang selama ini diharapkan masyarakat. Para pemuda dinilai bisa merawat idealisme yang ia miliki.
"Persatuan dan kesatuan yang saya maksud adalah semangat kolektif. Artinya, tidak ada kepentingan individu, tidak ada kepentingan kelompok, tidak ada kepentingan apa pun. Semuanya kepentingan kolektif menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia," tuturnya.
Tak kalah penting menurut Septi, para pemuda saat ini mampu meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air atau nasionalisme. Pemuda memiliki tenaga yang ekstra untuk berperan di bumi pertiwi ini. Setiap gerakan yang dilakukan para pemuda tersebut berpengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat.
Jika gerakan tersebut mengarah kepada hilangnya rasa cinta terhadap tanah air maka dimungkinkan masyarakatpun akan mengikuti apa yang dilakukan pemuda.
"Pemuda yang hidup era sekarang tidak ikut secara langsung memperjuangkan kemerdekaan negara. Maka jangan sekali-kali mengkhianati perjuangan pendiri bangsa dengan anti terhadap Pancasila dan atau apa yang ada pada negara ini," ujarnya.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan