Bondowoso, NU Online
Hari Kamis 1 Oktober 2020 kemarin, keluarga besar Nahdlatul Ulama kembali berduka. Hal ini dikarenakan salah satu tokoh NU KH Abdul Djalal meninggal dunia di RS Umum Bondowoso pada 20.25 WIB.
Almarhum lahir di Desa Tambah Lorok, Rejomulyo, Semarang pada 20 September 1970. Ia juga dikenal menjadi dosen di beberapa kampus seperti dosen di Kampus Ma'had Aly tepatnya di Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi'iyah Sukorejo Situbondo. Ia juga adaah Dekan Fakultas Dakwah Universitas Ibrahimy, dan juga Ketua Asosiasi Ma'had Aly Indonesia (AMALI) dan juga dosen Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Filsafat di UIN Sunan Ampel Surabaya.
"Beliau adalah dosen tetap kami di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Sambil mengajar di UINSA dia juga mengajar di Ma’had Aly Sukorejo Situbondo. Beliau sangat aktif di organisasi Ma’had Aly, hingga ditunjuk sebagai Ketua Asosiasi Ma’had Aly se-Indonesia," ungkap Prof Masdar Hilmy, Rektor UINSA.
Menurut Prof Masdar, almarhum adalah sosok yang santun, low profile, tetapi alim. "Beliau itu tipoligi santri yang tawadhu tapi pintar," kata Prof Masdar Hilmy.
KH Abdul Djalal pernah mondok di Pesantren Salafiyah-Syafi'iyah Sukorejo dari tahun 1984. Pendidikannya mulai dari tingkat Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah hingga perguruan tinggi ditempuhnya di IAI Ibrahimy yang semuanya ia jalani di Pesantren Salafiyah-Syafi'iyah Sukorejo.
Pada tahun 1990 almarhum masuk di Kampus Ma'had Aly Sukorejo Situbondo angkatan pertama dan lulus pada tahun 1993. Setelah lulus dari Ma'had Aly ia pun melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di UIN Yogyakarta.
"Almarhum Dr Jalal itu di pondok sejak SMP dan SMA, memang masuk santri unggulan, keahliannya bukan hanya dalam memahami kutub al-turots, tapi juga ilmu-ilmu pengetahuan alam seperti matematika dan IPA," tutur KH Muhyiddin Khotib Dosen Ma'had Aly Sukorejo Situbondo.
Pada tahun 2005 ia akhirnya kembali ke Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi'iyah Sukorejo Situbondo untuk mengabdikan dirinya di Ma'had Aly Sukorejo Situbondo. Hingga pada tahun 2015 beliau diangkat menjadi ketua AMALI (Asosiasi Ma'had Aly Indonesia) sampai akhirnya wafat.
Ustadz Ismail, ahlul bait almarhum mengatakan, KH Abdul Djalal adalah tipe orang yang disiplin dengan waktu, kutu buku atau rajin baca kitab.
"Setiap saya sowan ke beliau, ia selalu sedang membaca kitab dan Al-Quran, ia sangat mencintai ilmu. Ketika sedang diskusi terkait bidang ilmu, beliau sampai lupa waktu," kata Ustdaz Ismail.
Ditambahkan, almahum termasuk orang yang sayang keluarga kapan saja. Sesibuk apa pun disempatkannya pulang dan selalu menggendong anaknya yang masih kecil.
"Beliau juga salah satu orang yang totalitas dalam pengabdian di Pesantren Salafiyah-Syafi'iyah Sukorejo Situbondo," tutup Ustadz Ismail.
Almarhum memiliki lima orang putra-putri dari satu orang istri. Kelimanya adalah M Razin Ayatul Hayy (Azin), Robet Asroria Soma (Obit), M. Roghib Auliya Illah (Roghib), Azza Juhaida Sabela (Azza), dan Ahmad Zamahsyari Djalal (Ahmad).
Kontributor: Moh Haris T Rahman
Editor: Kendi Setiawan