Puisi

Puisi Motif Batik Jufri Zaituna

Ahad, 27 Januari 2013 | 10:06 WIB

Jagalan

tali kekang melingkar
mengikat lenguhan beterbangan
jerit kesakitan menggelepar 
bersama deras aliran darah 

<>

ADVERTISEMENT BY OPTAD

dari leher terpenggal tajam pisau 
sampai nafas-nafas bermuncratan  
pada wajah daun pisang terhampar
menutup nganga luka di leher
melepas gerak kebebasan
maut seolah hujan
mengguyur batas nasib
menggenangi harum tanah  
menumbuhkan sulur-sulur 
senyuman para pembantai

Gunung Pati

di gunung menjulang 
ketakutan mengecup harapan 
bagi perseteruan yang tak selesai 
menuntaskan darah pertempuran
pada setiap jejak yang tertanam
menjadi nama keabadian


Pecinan

pada ruang lampion berbunga
ada batas gerak waktu berbeda
memenuhi setiap sudut kota
yang telah tumbuh menjadi cahaya
mencipta pusaran pancaran warna mata
menjadi tabir-tabir kegelapan dalam dada
melingkari ruang-ruang hening 
persemayaman titik-titik rahasia


Cabean
pedas bibir merahmu
ada tangkai-tangkai masa lalu
tentang cabe-cabe bertaburan 
di dada terbakar sorot mata 
berbunga-bunga mekar matahari 

tak dapat kuhentikan
getar lidah kenikmat 
sampai merekah cahaya memudar
melengkapi dendam panas keinginan
sepanjang aliran sungai kaligarang
mengairi tanah cabean


Jufri Zaituna, lahir di Sumenep, Madura, 15 Juli 1987. Puisi puisinya dimuat di Majalah Sastra Horison, Kedaulatan Rakyat, Jawa Pos, Minggu Pagi, Merapi, Seputar Indonesia, Suara Pembaruan, Jurnal Sajak, Suara Merdeka, Radar Madura, Kuntum, Muara, Bakti, Sumut Pos, dan beberapa antologi bersama: Ya Sin (PBS, 2006), Merpati Jingga (PBS, 2007), Annuqayah dalam Puisi (BPA, 2009), dan Mazhab Kutub ( Pustaka Pujangga, 2010), kumpulan cerpen pilihan koran Minggu Pagi Tiga Peluru (Trataq Media, 2010), Penganten Tamana Sare (Bawah Pohon, 2011), dan Antologi Puisi Suluk Mataram: 50 Penyair Membaca Yogya, (GREAT Publishing, 2012).


Terkait