Pantura di Akhir Malam
Ketika serat-serat jiwa yang terburai mulai terhimpun
Berjuta ranting sedia menjadi batang-batang pena
Bibir pantai tersenyum, sembari hantarkan air samudra merupa tinta
<>Sudah lama bidadari-bidadari kahyangan membawa pandan surgawi
Mereka sembari gemulai menari
Tetes embun telah obati daun, ranting, dahan, akar, serta jerami
Seranga malam pun menyanyikan syair-syair pamungkas melepas malam
Lidah-lidah cakrawala mulai bergeliat menjilat terangi buana
Rembulan pun mulai enggan malu merias diri
Terlihat “soraya” masih gagah bertahta di singgasana
Lembar-lembar kanvas esok pun terlentang pasrah
Lamat-lamat kanvas berbisik: terserah kau rupa apa yang kau buat
Lantas ia menjerit: “disini kau telah berada di ujung waktu dan Tapal batas”
Indramayu-Tol Cikampek, 14 November 2011
Sang Penari
Liuk-meliuk…
Gemulai lemah melambai..
Kadang hentak-menghentak rancak…
Raba-meraba…
Selisip-menyelisip…
Susup menyelusup…
Tekan-meremas halus…
Detak mengetuk….
Denyut-berdenyut….
Rasa itu begitu rupa menyatu dalam dada
Leleh-meleh…
Derap menegap…
Lirik-melirik…
senyum ulas diulas bibir merekah…
mata terpancar binar bercahya…
Mengiring irama…
Itu bukan bisikan birahi
Namun hanya murni sebuah panggilan hati
Ciputat, 7 Oktober 2011
Sugeng "Bagaskoro" Sugiarto, Penyair, tinggal di Indramayu, Jawa Barat.