5 buku humor Gus Dur yang direkomendasikan untuk menyejukkan suasana di tengah hiruk-pikuk politik. (Ilustrasi kolase: NU Online/Aru)
Di tengah hiruk-pikuk dan ingar-bingar politik yang kian memanas, humor menjadi wacana segar yang dapat menyejukkan suasana. Terlebih di dalam suasana tahun baru dan hari libur, humor menjadi satu pilihan alternatif untuk mengisi waktu luang, baik dengan mendengarkannya atau membacanya.
Humor bukanlah sesuatu yang tabu dalam dunia Islam. Pasalnya, Nabi Muhammad saw juga kerap melontarkan guyon. Dalam kitab Nihayatul Arab fi Funun al-Adab karya Syihabuddin Ahmad bin Abdul Wahhab An-Nuwayri, sebagaimana dikutip dalam Humor in Early Islam karya Franz Rosenthal, diceritakan Nabi Muhammad pernah menyampaikan kepada seorang perempuan tua, perempuan tua tidak akan diterima di surga.
Mendengar pernyataan Nabi, perempuan tua itu khawatir bukan kepalang tidak dapat masuk surga. Tak mau melihat perempuan tua itu cemas lama, Nabi langsung melanjutkan pernyataannya dengan mengutip Al-Qur’an Surat Al-Waqiah ayat 35-37 bahwa Allah akan menjadikan mereka semua kembali muda.
Humor adalah satu hal yang dapat menjadi obat penawar pahitnya kehidupan. Rangkaian kata-kata yang menciptakan derai dan gelak tawa mampu mengendurkan ketegangan jiwa dan raga. Jalan inilah yang dipilih oleh KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur dalam berceramah, berbincang, hingga berdiplomasi.
Humor yang pernah dilontarkan Gus Dur tidak habis-habisnya dibicarakan dan dituliskan. Bahkan, candaannya itu terus direproduksi ulang dan masih relevan dengan perkembangan dinamika zaman. Bukan hanya humornya, tetapi juga gaya bercandanya ditumbuhkembangkan.
Setidaknya, penulis di sini menyajikan lima rekomendasi buku humor Gus Dur. Buku-buku ini merupakan reproduksi dari humor-humor yang pernah dikemukakan Gus Dur dalam berbagai forum.
1. Kitab Humor Sepanjang Masa
Buku ini diterbitkan pada 2022 dan ditulis oleh Redaktur Pelaksana NU Online Fathoni Ahmad. Di dalamnya terdapat berbagai tema yang dibagi dalam empat bab, yakni (1) humor Gus Dur, (2) humor kiai santri, (3) humor sehari-hari, dan (4) humor sufi.
Ada salah satu humor berjudul Takut Istri ila Yaumil Akhir. Ceritanya, malaikat mengelompokkan suami istri dalam dua golongan, satu yang dipimpin suami dan satu lainnya dipimpin istri. Malaikat merasa kecewa karena hanya ada satu suami yang berdiri dalam barisan yang memimpin istri. Malaikat bangga atas seorang suami yang sendiri berdiri di barisan yang berbeda itu. Ketika ditanya mengenai alasannya, ternyata suami itu juga atas perintah istrinya.
Cerita di atas menjadi lucu karena bagian akhirnya tersebut, lepas dari dugaan malaikat. Jika melihat jenis humor yang diteorikan oleh Attardo (2001) dan Tsakona (2007) sebagaimana dikutip Villy Tsakona dalam Genres of Humor, dalam The Routledge Handbook of Humor (2011: 492), cerita ini tergolong pada teks humor yang memiliki satu patahan (punch line) di akhirnya sebagai puncak kisahnya.
Disangkanya, suami yang berdiri sendiri itu memang betul-betul memimpin istrinya. Ternyata, suami itu juga tidak berbeda dengan barisan di sebelahnya. Hal demikian ini yang meledakkan tawa pembaca. Dengan itu juga, kita sedikit bisa melepas problematika kehidupan yang ada.
2. Kelakar Madura buat Gus Dur
Buku ini ditulis oleh Sujiwo Tejo yang terbit pada 2001. Berbeda dengan buku humor Gus Dur lainnya, kisah-kisah yang termaktub di buku ini bukanlah humor yang dilontarkan Gus Dur langsung. Namun, buku ini menjadikan Gus Dur sebagai salah satu tokoh dalam ceritanya.
Perbedaan lainnya, cerita yang disajikan cukup panjang untuk setiap judulnya. So, untuk dapat kelucuannya, pembaca harus menuntaskannya sampai akhir. Dalam humor, cerita panjang model demikian memang agak membosankan, sejujurnya. Namun, banyak informasi tersaji di dalamnya mengenai sejumlah peristiwa yang tengah ramai dibicarakan di masa itu.
3. Presiden Dur yang Gus Itu
Buku ini disunting oleh M Mas'ud Adnan dan diberikan pengantar oleh Mohamad Sobary. Bukan saja humor-humor Gus Dur atau tentang Gus Dur yang segar, buku ini juga menghadirkan komentar tokoh mengenai sosok yang dikisahkan dalam buku ini, khususnya dari sisi humornya.
Apalagi pengantar Sobary memberikan catatan penting mengenai humor Gus Presiden, demikian ia memanggil Gus Dur, yang menjadi penanda kecerdasan dan kehebatan intelektualitas dan daya pikirnya. Menariknya, buku ini juga disertai dengan ilustrasi gambar Gus Dur yang berkaitan dengan tema humornya.
4. Koleksi Humor Gus Dur Paling Nyeleneh
Buku yang ditulis Guntur Wiguna ini terdiri dari lima bab, berisi celoteh Gus Dur tentang politik, tokoh, spiritualitas, lainnya, serta riwayatnya sendiri. Buku yang terbit pada 2017 ini juga menyajikan sejumlah ilustrasi karikatur Gus Dur dengan berbagai gaya yang memiliki keterkaitan makna dengan tema humornya.
5. Gitu Aja Kok Repot
Buku yang ditulis Abdur Rahman ini berisi humor-humor Gus Dur yang sebelumnya berserakan di sejumlah buku dan situs web. Cerita-cerita itu disatukan dalam satu buku utuh. Di dalamnya, termaktub humor Gus Dur dalam berbagai situasi, mulai pelajaran, media, ekonomi, kiai, NU, pesantren, hingga persoalan politik.
Buku ini menunjukkan Gus Dur sebagai sosok yang multidimensi. Humornya tidak hanya relevan dengan satu kelompok tertentu, tetapi menjangkau berbagai kalangan.