Cepat Kenal dengan Kata Benda dan Kata Kerja dalam Bahasa Arab
Ahad, 12 November 2023 | 16:00 WIB
Sampul kitab al-Qawaid an-Nahwiyah fi al-Asmai wa al-Af'al karya Abdul Qadir Muhyiddin (Foto: NU Online/Syakir NF)
Pengetahuan mengenai bahasa Arab merupakan suatu hal fundamental guna memahami ilmu keagamaan. Pasalnya, sumber-sumber otoritatif mengenai agama ditulis dalam bahasa Arab. Bahkan, sumber paling utamanya, yaitu al-Qur'an dan Hadits juga menggunakan bahasa tersebut. Ditegaskan pula dalam Al-Qur'an Surat Yusuf ayat 2 berikut.
"Sesungguhnya Kami menurunkannya (Kitab Suci) berupa Al-Qur’an berbahasa Arab agar kamu mengerti."
Mengingat hal tersebut, pemahaman atas bahasa Arab sudah semestinya menjadi langkah pertama guna memahami pengetahuan agama yang demikian luas dan dalam. Tak ayal, Syekh Syarafuddin al-Imrithi dalam mukaddimah kitab nazhamnya atas al-Ajurumiyah, menegaskan bahwa ilmu nahwu (tata bahasa Arab) merupakan pengetahuan yang paling utama untuk diketahui. Sebab, tanpa ilmu tersebut, pembicaraan apapun tidak akan dapat dipahami.
Inti dari nahwu adalah pemahaman atas kalimat, yakni kalimat isim (kata benda), kalimat fiil (kata kerja), dan kalimat huruf. Jika ketiga hal ini dapat dipahami dengan baik, maka bahasa Arab lebih mudah dipahami.
Guru Abdul Qadir Muhyiddin, ulama asal Jambi, menyajikan pemahaman atas dua kalimat pertama di atas dengan sangat ringkas melalui kitab al-Qawaid an-Nahwiyah fi al-Asmai wa al-Af'al. Kitab berbahasa Melayu ini ditampilkan dengan tabel-tabel yang memudahkan pembaca dan pembelajar untuk menangkap maksud dan kategorisasinya.
Tidak hanya tabel, kitab ini juga menghadirkan pengertian singkat yang mudah dipahami bagi awam dalam mempelajari bahasa Arab.
Melalui 18 halaman kitab ini, pembelajar akan dibawa masuk ke pembahasan paling inti dari ilmu nahwu. Meskipun masih sangat permukaan, tetapi ini menjadi penting sebagai sebuah pengenalan bagi pemula. Sebab, rincian yang lebih dalam dan luas akan dipelajari di tingkatan berikutnya dengan kitab-kitab yang lebih besar dan tebal.
Untuk pemula, kitab ini menjadi ringkasan yang sangat baik. Sebab, kitab ini menyajikan kategorisasi yang cukup lengkap, baik dilihat dari kategori maknanya, bentuknya, hingga jenisnya. Bahkan untuk jamak taksir, kitab ini membaginya menjadi dua, yakni qillah dan katsrah dan menguraikan wazan-wazannya.
Bagusnya lagi, kitab ini juga memberikan peta konsep yang sangat jelas dengan sekian kategorisasinya. Sebagai contoh kalimat isim, kitab ini menguraikan lafal Muhammad dari berbagai sisinya, yaitu mufrod, sahih, mu'rab, musytaq, ma'rifat, mudzakkar, mukabbar, dan munawwan. Dalam kalimat fi'il, kitab ini mencontohkan lafal yaqulu, yakni mudlari', mu'rab, musytaq, tam, muta'addi, mabni ma'lum, tsulatsi, dan ajwaf.
Oleh karena itu, kitab ini menjadi rujukan penting dalam memahami ilmu nahwu tata bahasa Arab bagi pemula. Bagi awam yang sama sekali belum mengenal apa-apa mengenai ilmu ini, kitab ini sangat direkomendasikan untuk menjadi buku utama.
Sayangnya, kitab ini belum tersebar secara luas karena masih menjadi buku dasar pembelajaran di Pondok Pesantren Sa'adatuddaren, Jambi. Kitab ini sangat layak untuk menjadi konsumsi publik dan rujukan utama para santri dan pembelajar pemula.
Peresensi Syakir NF, mengaji ilmu Nahwu di bawah asuhan KH Thobroni Muta'ad, Pondok Pesantren Al-Izzah Buntet Pesantren, Cirebon.
Identitas Kitab
Judul : al-Qawaid an-Nahwiyah fi al-Asma wa al-Af'al
Penulis : Guru Abdul Qadir Muhyiddin
Tebal : 18 halaman
Tahun : 1419 H
Penerbit : Tarbiyyatul Mu'allimin al-Islamiyyah Sa'adatuddaren Tahtul Yaman, Jambi