Pustaka

Ensiklopedia Ulama Kudus

Rabu, 29 November 2017 | 10:01 WIB

Selama ini, sejarah perjuangan dan peranan ulama yang berada dimasyarakat dalam ruang lingkup yang kecil, seperti di pedesaanatau kelurahan hanya berpindahdari lisan ke lisan. Akibatnya, cerita yang sangat berharga ini tidak banyak masyarakat yang mengetahui, bahkan hanya diketahui oleh segelintir orang. Lambat laun, cerita perjuangan ulama yang dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi selanjutnya ini akan semakin terkikis,manakala tidak ditulis dan disebarluaskan melalui teks.

Oleh karena itu, penulisan sejarah perjuangan ulama merupakan sesuatu yang penting untuk dilakukan.Satu sisi sebagai aktifitas mendokumentasikan jejak ulama Nusantara, pada sisi yang lain dengan adanya teks yang memaparkan perjuangan ulama inipara generasi muda dapat mengambil teladandarisejarah ulama Nusantara. Sebab perjuangan dan peranan ulama tidak hanya memberikan pemahaman tentang agama Islam saja, tetapi juga berkontribusi pada aspek sosial-budaya.

Hadirnya buku Jejak Ulama Nusantara: Menelusuri Hikmah dan Hikayat Tokoh Islam Kudus ini sebagai upaya untuk mengumpulkan dan melengkapi sejarah ulama Nusantara, lebih spesifikulama dan tokoh Islam yang berjuang dan berperan di Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.Dalam menyejarahkan ulama, buku inimemulai dari mendeskripsikan riwayat hidup,karya, pesan moral, perjuangan, hingga peranannya di masyarakat.

Buku yang ditulis oleh Mc. Mifrohul Hana, Zaenal Arifin dan Lailatus Sa’diyah ini tidak hanya menyejarahkan ulama dan tokoh Islam lebih dari 159 ulama dan tokoh Islam, tetapi juga mengurai sejarah penamaan desa-desa yang ada di Kecamatan Kota. Keunikan penamaan desa atau kelurahan tidak muncul secara tiba-tiba, namun ada peristiwa atau sejarah yang melatarbelakanginya.

Sebagai contoh Kelurahan Kajeksan, penamaan kelurahan ini berangkat dari sejarah bahwapada masa kepemimpinan Sunan Kudus, Sayyid Ja’far Shadiq ada seorang jaksa yang menguasai hukum Islam dan hukum pemerintahan bernama Sayyid Ainul Haq.Ia bermukim di suatu daerah di Kudus yang sekarang dinamakan Kelurahan Kajeksan. Dimana kajeksan memiliki arti sebagai tempat tinggal seorang jaksa, yang tidak lain adalah Sayyid Ainul Haq. Masyarakat -pada saat itu- kerap memanggil dengan sebutan Mbah Jekso, yang dikenal seabagi sesosok ulama yang setiap menyelesaikan masalah dengan arif dan bijaksana.Dari cerita tersebut, daerah yang dijadikan tempat bermukim Mbah Jekso hingga sekarang dikenal dengan sebutan Kajeksan, hingga kemudian menjadi Kelurahan Kajeksan, (hlm. 135).

Lebih dari itu, buku yang berjumlah 2 (dua) jilid juga memaparkan tentang adat istiadat di masing-masing kelurahan. Pemaparan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa setiap tempat dengan tempat yang lain memiliki adat istiadat yang berbeda-beda. Lebih lanjut, buku ini menyejarahkan tokoh dan cikal bakal (Jawa: mbabat alas) di setiap kelurahan.

Kehadiranbuku inimelengkapi ensiklopedi ulama dan memperkaya kebudayan Nusantara. Walhasil, buku¬yang penuh teladan ini patut dibaca oleh masyarakat umum, khususnya generasi milenialagar bertambah wawasan tentang sejarahulamadan tokoh Islam Indonesia.Dengan mengetahui sejarah ini diharapkan pembaca dapat mengambil hikmah dan teladan, yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Idenitas buku

Judul : Jejak Ulama Nusantara: Menelusuri Hikmah dan Hikayat Tokoh Islam Kudus
Penulis : Mc. Mc. Mifrohul Hana, Zaenal Arifin, Lailatus Sa’diyah
Jilid 1 : xxvi +238
ISBN : 978-602-61490-4-6
Jilid 2 : xxii + 230
ISBN : 978-602-61490-5-3
Cetakan : Pertama, Juli 2017
Penerbit : Aqila Quds
Peresensi: Muhamad Zainal Mawahib, Alumni Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasywiquth Thullab Salafiyyah (MA NU TBS) Kudus.


Terkait