Pustaka

Keutamaan Beribadah di Hari Jum’at

Ahad, 12 Januari 2014 | 22:54 WIB

Menurut syariat Islam, hari Jum’at merupakan hari yang sangat mulia dan istimewa jika digunakan untuk memperbanyak amal-amal kebajikan. Hari Jum’at adalah hari yang terpilih sebagai ‘sayyidul ayyam’, pemimpin hari-hari dalam setiap pekannya. Hari yang di dalamnya terdapat beragam kejadian penting dalam sejarah Islam, seperti hari di mana dulu nabi Adam diciptakan dan kemudian harus turun ke bumi.
<>
Buku berjudul Fadhilah Hari Jum’at yang disusun oleh Moh. Sanusi ini akan mengulas tentang fadhilah atau keutamaan sekaligus keistimewaan hari Jum’at. Disertai dengan berbagai dalil yang bersumber dari kitab suci Al-Qur’an dan juga hadits-hadits sahih nabi. 

Menurut Ibnul Qayyim al-Jauziah, “Hari Jum’at adalah hari ibadah. Dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, hari Jum’at laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum’at seperti waktu mustajab pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan”.

Dalam sebuah hadits (diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, dan Nas’i disahkan oleh Tirmidzi) dijelaskan, “Sungguh, sebaik-baik hari dan matahari masih terbit adalah hari Jum’at yang suci. Pada hari itulah Adam diciptakan, di waktu itu ia dimasukkan ke dalam surga, dan di waktu itu pula ia dikeluarkan dari surga. Kiamat pun tidak akan terjadi, kecuali pada hari Jum’at” (halaman 17).

Dalam hadits yang lain (diriwayatkan oleh Muslim) dijelaskan tentang keutamaan beribadah pada hari Jum’at, “Barang siapa berwudhu dengan sempurna, kemudian ia ikut shalat Jum’at, mendengarkan khutbah dan diam, maka dosa yang ia lakukan antara hari itu sampai Jum’at yang telah lalu ditambah tiga hari berikutnya, diampuni oleh Allah. Dan, barang siapa menyentuh kerikil (main-main ketika khatib sedang berkhutbah), maka sangatlah sia-sia”.

Hari Jum’at menjadi sebuah cermin bagi kualitas amal sepekan seorang hamba, sebagaimana bulan Ramadhan yang menjadi cerminan amal setahunnya. Jika amalnya pada hari Jum’at tersebut baik, seolah-olah menggambarkan amalnya pada pekan tersebut juga baik. Sebagaimana bulan Ramadhan, jika ibadah di dalamnya baik, baik pula amalnya pada tahun tersebut, begitu juga sebaliknya (halaman 29-30).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra., bahwasannya Nabi Muhammad Saw., pernah bersabda; “Amal kebaikan itu akan berlipat ganda (pahalanya) pada hari Jum’at”. sementara dalam riwayat lain dari Ka’ab Ra., Nabi Muhammad Saw., juga pernah bersabda: “Pahala bersedekah akan berlipat-lipat ganda di hari Jum’at.” Dari penjelasan kedua hadits tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bersedekah pada hari Jum’at jauh lebih baik daripada hari-hari yang lainnya (halaman 35). Selain itu, Jum’at juga menjadi hari yang mustajab atau terkabulnya doa. Maka, dianjurkan bagi umat Islam untuk memperbanyak berdoa pada malam atau di hari Jum’at (halaman 40-45).

Buku religius ini sangat bagus dijadikan sebagai bacaan yang mendidik. Harapannya, setelah membaca buku ini, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan ketakwaan serta memperbanyak amalan ibadah kepada Allah Swt. Semoga!

Judul Buku: Fadhilah Hari Jum’at
Penulis: Moh. Sanusi
Penerbit: Diva Press
Cetakan: I, Desember 2013
Tebal: 186 halaman
ISBN: 978-602-255-408-0
Peresensi: Sam Edy Yuswanto, penulis lepas, bermukim di Kebumen


Terkait