Surabaya, NU Online
Bagi Ketua PWNU Jatim, KH Dr Ali Maschan Moesa, MSi, konsep khilafah atau kepemimpinan dalam negara Islam yang gencar dikampanyekan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan sepakbola, memiliki hubungan yang sangat erat.
Apa hubungannya? "Ibarat sepakbola, NU diserang terus dengan konsep khilafah dan formalisasi syariah yang gencar dikampanyekan HTI," kata Pria kelahiran Tulungagung, Jatim, 1 Januari 1956 itu.
<>Dosen IAIN Sunan Ampel yang beberapa bulan lalu memperolah gelar doktor politik dari Unair itu mengemukakan bahwa selama ini, NU sering bertahan dengan gencarnya kampanye khilafah hingga masuk ke kantong-kantong NU di tingkat bawah.
"Selama ini kami bertahan terus dan sekali-kali kan harus menyerang juga," kata pengasuh Pesantren Luhur "Al-Husna" Surabaya itu saat menjelaskan bahwa konsep khilafah akan menjadi bahasan dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) NU Jatim, 2 - 4 Nopember di Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo.
Menurut kakak kandung politisi PKB Ali Masykur Moesa itu, meskipun kampanye HTI belum menjadi ancaman serius bagi NU yang memutuskan bahwa konsep NKRI sudah final, namun masalah itu tetap menjadi bahasan penting bagi ulama.
"Mereka menyebarkan selebaran mengenai konsep khilafah ke masjid-masjid NU dan banyak juga mushala serta masjid NU yang terpengaruh ajaran mereka," kata suami dari Mai Yetti yang aktivis Forum Lintas Agama (FLA) Jawa Timur itu.
Pada Konferwil nanti, kiai NU akan mencari landasan agar warga NU di tingkat bawah bisa berargumentasi saat berdialog mengenai konsep khilafah dengan NKRI. Dia mengaku bahwa warga NU di tingkat bawah saat ini tidak bisa beragumentasi untuk itu.
Ali Maschan melanjutkan bahwa seharusnya yang merespon masalah tersebut adalah negara, dalam hal ini pemerintah, DPR dan lembaga-lembaga lain. Namun karena pemerintah tidak pernah membicarakan masalah itu, maka NU sebagai komponen bangsa mencoba mencari solusi. (ant/eko)