Pekalongan, NU Online
Mendengar kata thariqah, bayangan kita pasti akan tertuju kepada sekelompok manusia usia lanjut laki dan perempuan berjalan kaki di tengah terik matahari menuju ke suatu di tempat untuk mengikuti kegiatan thariqah secara rutin mingguan atau bulanan yang digelar oleh guru thariqah atau yang lebih dikenal dengan mursyid thariqah.
Jika pemandangan ini didapatkan, itu pasti terjadi pada dekade tahun 70-an atau 80-an, dimana mayoritas pengikut thariqah ialah rata rata telah berusia lanjut.
<>
Akan tetapi seiring dengan kemajuan zaman, serta thariqah tidak lagimenjadi domain manusia lanjut usia (manula), maka anak anak muda kaum santri yang telah mengenal thariqah lebih mendalam, tidak lagi sekedar tahu. Akan tetapi lebih dari itu, mereka juga mengamalkan ajaran ajaran yang disampaikan oleh sang mursyid untuk lebih dekat dengan sang Khaliq.
Di Thariqah Qadiriyah Wan Naqsabandiyah Al Utsmaniyah misalnya, dalam kegiatan harian, mingguan, bulanan hingga tahunan, selalu akan dijumpai pemandangan yang sangat kontras pada apa yang terjadi di era 70 an. Dimana anak anak muda sudah berbai'at diri kepada sang mursyid yang tidak lain beliau adalah KH Asrori Al Ishaqi.
Dari beliaulah thariqah diperkenalkan kepada anak anak muda, kalangan birokrasi, politisi dan para pengusaha yang tidak saja bermarkas di Jawa Timur, akan tetapi dari berbagai daerah hingga manca negara secara berkala menghadiri majelis dzikir yang digelar oleh Thariqah Qadiriyah Wan Naqsabandiyah Al Ustmaniyah yang bermarkas di Pondok Pesantren Al Fithrah, Kedinding Lor, Surabaya, Jawa Timur.
Pemandangan yang sama juga dapat kita jumpai di Pekalongan, tepatnya di komunitas Kanzus Sholawat Pekalongan. Di tempat ini, mingguan, bulanan maupun tahunan ada kegiatan yang digelar secara rutin yang dihadiri anak anak muda, birokrat, politisi, pengusaha dan masyarakat umum dari segenap lapisan hadir secara khusus mengikuti kegiatan thariqah Sadzaliyah yang digelar oleh mursyid Thariqah, Habib Muhammad Luthfy bin Ali bin Hasyim bin Yahya yang juga Rais Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman).
Perkembangan yang cukup pesat ini sungguh sangat menggembirakan, ujar Habib Luthfy suatu ketika bincang-bincang dengan NU Online. Pasalnya hampir seluruh thaoriqah berjalan dengan baik, seperti Sadzaliyah, Kholidiyah, Naqsabandiyah, Syatariyah, Qodiriyah, Tijaniyah dan lain lain.
Indikator lainnya ialah banyaknya kaum muda yang mulai aktif sebagai pengikut thariqah, “Padahal mereka sebelumnya kenal saja tidak apalagi menjadi pengikut, sehingga kesan bahwa thariqah hanya dapat diikuti oleh sekelompok manusia usia lanjut mulai terkikis, bahkan sekarang ini perkembangan thoriqoh di kalangan anak anak muda cukup menggembirakan, seperti yang saya hadapi di Pekalongan ini, justru yang paling banyak masuk thariqah dari anak anak muda”, ujarnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Muis