Washington, NU Online
Amerika Serikat saat ini sedang menyiapkan serangan militer besar-besaran untuk melumpuhkan kegiatan program nuklir Iran. Target serangan Amerika itu terutama diarahkan ke Natanz dan Isfahan yang diklaim sebagai tempat fasilitas pengayaan uranium Iran, Demikian New Yorker melaporkan (15/4).
Sementara itu, dua mantan pakar Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Richard Clarke dan Steven Simon menegaskan kemungkinan negaranya untuk melakukan serangan ke Iran.
<> �Dalam komandonya, Iran memiliki kesatuan-kesatuan yang kemampuannya jauh melebihi dari apa yang pernah dilakukan Al-Qaeda,� ungkap kedua pakar itu.
Dalam tulisan mereka di surat kabar di The New York Times, Mereka menyatakan, serangan militer AS atas Iran disinyalir akan menyebabkan kerugian besar bagi kepentingan AS dibanding dengan kerugian dalam perang di Irak saat ini.
Kedua pakar yang juga pernah mengoordinasi kebijakan-kebijakan antiterorisme masa pemerintahan Clinton dan George W Bush menambahkan, serangan ini akan menjadi sebab munculnya konflik baru. �Setiap aksi pengeboman AS akan memulai proses peningkatan konflik,� lanjut Clarke dan Simon.
Keduanya juga mengatakan, organisasi di Lebanon, Hizbullah, memiliki jangkauan yang mendunia dan di masa lalu sudah bekerja untuk kepentingan Iran.
Mereka juga menunjukkan, Iran berada dalam posisi yang bias membuat situasi di Irak lebih sulit bagi AS. �Brigade Badr dan kelompok-kelompok milisi Syiah lain dapat melancarkan serangan yang lebih parah terhadap pasukan AS dan Inggris.� (dar)