Warta

Banser Adu Mulut dengan Wartawan

Sabtu, 12 Juli 2008 | 16:07 WIB

Brebes, NU Online
Hari kedua penyelenggaraan Konferensi Wilayah (Konferwil) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah di Pondok Pesantren Al-Hikmah, Kabupaten Brebes, sempat diwarnai adu mulut antara anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dengan para wartawan.

Hal itu terjadi lantaran para anggota Banser dinilai terlampau ketat dalam melaksanakan pengamanan di arena Konferwil. Para wartawan yang hendak meliput acara tersebut pun protes karena dilarang masuk tanpa menggunakan kartu tanda peserta.<>

“Kartu pesertanya mana, Mas?” tanya salah serorang anggota Banser kepada wartawan situs ini, Wasdiun, di salah satu pintu masuk.

Para kuli tinta yang memang bukan peserta tak bisa menunjukkan kartu yang dimaksud. Kartu identitas wartawan yang dikenakan pun tak berguna bagi para Banser itu. Sementara, sejak awal, pihak panitia memang tidak menyediakan kartu identitas khusus bagi wartawan.

Lalu, salah seorang panitia berusaha mencarikan kartu identitas yang dimaksud, tapi karena tidak dipersiapkan khusus, maka berdebat sebagai alih-alih kekurangannya. “Mengapa peraturan ini tidak diberlakukan sejak awal, kalau wartawan dilarang masuk arena sidang?” gugat Wasdiun.

Sebagai alih-alihnya lagi, tidak cukup dengan kartu pers, panitia juga menanyakan surat tugas dari redaksi. “Mana ada surat tugas, kalau sudah ada kartu pers, ya, sudah mewakili. Kalau caranya begini, lebih baik kami boikot pemberitaan,” tukas Wasdiun.

Selang beberapa waktu, entah mendapat angin segar dari mana, panitia melalui seorang Banser, mempersilakan para wartawan masuk. Namun, hal tersebut tidak diindahkan. Hanya dua orang wartawan yang masuk dan mengambil gambar, kemudian bergegas keluar lagi. (was)


Terkait