Warta

BI Optimis Bank Syariah Jadi Kekuatan Ekonomi Dunia

Rabu, 13 April 2011 | 08:09 WIB

Jakarta, NU Online
Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Setiawan Budi Utomo optimis jika perbankan syariah akan menjadi kekuatan perbankan di Asia dan dunia. Bahkan sekarang ini, tidak diduga jika pertumbuhannya lebih cepat dan baik, sehingga diterima di Swiss, Inggris, Afrika, Amerika dan Eropa. Zambiya dan Uganda pun akhirnya belajar ke Indonesia untuk belajar perbankan syariah tersebut.

Demikian disampaikan Setiawan Budi Utomo dalam kuliah umum semester genap di Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta, bertema ‘Peran Bank Indonesia dalam Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia’ pada Rabu (13/4). Hadir rector IIQ Dr KH Ahsin Saho, pejabat bank Danamon Syariah Prayuda Mulyo, KH Ahmad Munif Suratmaputra, KH Hasanuddin, Dr Ummi Khusnul Khotimah, dan ratusan mahasiswa-mahasi<>swi IIQ-PTIQ Jakarta.

Yang pasti kata Setiawan, bank syariah sebagai operasional ekonomi dari ajaran Al-Quran terkait jual-beli, utang-piutang, pinjam-meminjam, kerjasama ekonomi, dan sebagainya yang sudah diatur dalam Al-Quran dan hadits dengan apa yang dielaborasi dalam ilmu fikih. Dan bagaimana fikih itu menjadi system, maka harus masuk ke ranah institusi atau perundang-undangan.

Antara lain sudah diatur dalam UU No.71992 yang diubah oleh UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan: terkait dual banking system dan dual system bank. UU No.23 tahun 2009 tentang Bank Indonesia mengenai cara-cara pengendalian moneter dapat dilakukan berdasarkan prinsip syariah dan Bank Indoensia dapat memberikan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek.

Juga UU No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, perizinan dan pengaturan, pembinaan, pengawasan, pmeriksaan, penyeleseian pengsengketaan dan pembentukan komite perbankan syariah. . “Itu aspek legalnya,” ujar Setiawan

Sedangkan aspek filosfisnya sebagai pondasi pemikiran perbankan Islam adalah terwujudnya keadilan, keseimbangan, maslahat, ukhuwwah, syariah, akhlak dan itu merupakan prinsip-prinsip tauhid atau Ketuhanan. Mengapa? Karena dengan jumlah umat Islam terbesar di Indonesia ini dengan system perbankan Islam tersebut untuk menjadikan masyarakat yang berkeTuhanan YME, beradab dan bermoral yang tinggi, menumbuhkan persatuan dan gotong royong, musyawarah mufakat dan tercapainya kesejahteraan bersama.

Karena itu lanjut Setiawan, perbankan syariah itu tidak cukup hanya sebatas halal, tapi juga harus adil, tak ada yang merasa didzalimi, tidak ada eksploitasi antara masyarakat dengan pihak perbankan. Sebaliknya saling menguntungkan dan memberikan manfaat. Selain itu seimbang antara sektor keuangan dengan sektor riil, sosial dan komersial dan salah satu wujudnya adalah pemberian beasiswa bagi mahasiswi IIQ.

Sedangkan dari aspek potensi dan prospek dengan jumlah umat Islam yang besar di Indonesia adalah merupakan sumber daya alam sangat potensial, di mana Indonesia memiliki prospek besar dalam pengembangan ekonomi dan kekuatan syariah. Bahkan sosio kulturalnya dipandang sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam system ekonomi dan keuangan syariah dan gotong royong dalam berbagi hasil.

Perkembangan dan pertumbuhan pasar keuangan syariah nasional makin meningkat dan perbankan syariah sebagai industry keuangan yang berbasis sektor riil sesuai dengan kondisi perekonomian Indoensia. Itu untuk perekonomian domestik.

Sedangkan di tingkat global, sekitar 1,3 miliar penduduk muslim dunia merepresentasikan 20 % populasi dunia dan memiliki total kontribusi mendekati 10% GNP dunia. Potensi SDA Negara-negara muslim mendominasi potensi dunia. Perkembangan perbankan syariah internasional yang pesat, termasuk bagi Negara-negara non muslim seperti Inggris dan Negara Eropa.

“Di mana sudah terdapat 300 institusi keuangan syariah di lebih di 75 negara mengelola ast sekitar 700-1000 miliar dollar AS dengan menggunakan jenis instrument keuangan syariah yang cukup pesat,” tutur alumni Universitas Ummul Qurra’ Madinah ini.

Selama 17 tahun perkembangannya, total asset industry perbankan syariah telah meningkat sebesar 27 kali lipat dari Rp 1,79 triliun pada tahun 2000 menjadi Rp 49, 6 triliun pada tahun 2008. Laju pertumbuhan asset  46,3% per tahun. Sedangkan posisi Indonesia dalam pasar global pertumbuhan industrinya dalam 5 tahun terakhir lebih tinggi dari pertumbuhan industry keuangan syariah global (15%-20%) per tahun.

Namun demikian, perkembangannya ini dibutuhkan politicall will, kemauan yang baik dari  penyelenggara Negara. Setidaknya harus menjadi visi dan misi bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), untuk kemudian diimplementasikan oleh Menko Perekonomian dan menteri-menteri terkait.

Sementara itu bank unit usaha syariah yang ada di Indonesia antara lain BNI syariah, Bank Muamalat, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, CIMB Niaga Syariah, BCA Syariah, Danamon Syariah, HSBC Amanah dll. (amf)


Terkait