Darul Kutub al-Ilmiyyah Terkenal Sebagai Penerbit Bermasalah
Kamis, 6 Agustus 2009 | 03:16 WIB
Rupanya, faktor buruknya kredibilitas penerbit adalah salah satu kunci utama dibalik kasus pembajakan kitab Sirajut Thalibin buah karya ulama Nusantara asal Jawa Timur, Syaikh Ihsan bin Dahlan al-Jamfasi al-Kadiri.
Darul Kutub al-Ilmiyyah, penerbit asal Lebanon yang melakukan pembajakan, rupanya dikenal sebagai penerbit yang memiliki reputasi kurang baik di jagat penerbitan di Timur Tengah.<>
"Darul Kutub al-Ilmiyyah memang dikenal suka bermasalah. Tahqiq-an (editan, suntingan, dan analisa) terhadap kitab-kitab turats saja banyak yang salah," demikian dikatakan Rois Suriah PCINU Mesir KH DR Fadhalan Musyafa di kediamannya di Kairo, minggu lalu.
Menurut Kiyai Fadhalan, demikian ia akrab disapa, yang juga menggeluti dunia penerbitan di Mesir dan tanah air, dirinya sering kali menemukan kesalahan dalam beberapa tahqiq-an kitab-kitab turats yang dikeluarkan oleh Darul Kutub al-Ilmiyyah.
"Meski sama-sama dari Lebanon, namun levelnya (Darul Kutub al-Ilmiyyah, red) masih jauh dibawah Darul Fikr," terangnya.
Doktor Ushul Fikih dari Universitas Umm Darman Sudan yang juga staff konsuler KBRI Cairo itu juga menceritakan pengalamanya bekerja sama dengan penerbit Mesir yang hendak menerbitkan salah satu karyanya, as-Shalat fi al-Hawa (Shalat di Antariksa).
"Saya malah merasa banyak dirugikan oleh penerbit tersebut. Padahal penerbit itu terkenal sebagai Islami. Tapi karena tujuan utama saya adalah nasyr al-ilmi (menyebarkan ilmu), ya sudahlah, diikhlaskan saja," terangnya sambil tak menyebutkan nama penerbit yang dimaksud. (aga)