Warta

Erdogan: Turki Kembangkan Energi Nuklir

Senin, 22 Mei 2006 | 03:57 WIB

Sharm el-Sheikh, NU Online
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan, negaranya akan mengembangkan energi nuklir sebagai langkah mewujudkan industri dan ekonomi negara yang mampu bersaing dengan negara-negara lain.

"Turki sedang mengembangkan energi nuklir guna mencapai skala industri dan ekonomi. Kami sedang mengadakan pertemuan dengan Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, dan Jerman mengenai persoalan ini. Kami sepakat tidak menerima energi nuklir (negara manapun) untuk digunakan membuat senjata pemusnah massal. Kalau energi nuklir itu digunakan untuk tujuan damai, maka harus kami kemukakan bahwa tak ada satu (negara) pun yang berhak mencampurinya," ungkapnya. 

<>

Pernyataannya itu disampaikan saat menghadiri Pertemuan Timur Tengah Forum Ekonomi Dunia bertajuk "Merperkuat Kerjasama dan Dialog" di Sharm el-Sheikh, Minggu (21/5).

Dalam kesempatan itu, Erdogan menekankan bahwa dialog bukanlah akhir segalanya. "Dialog merupakan langkah awal. Yang penting adalah apa yang melampaui dialog dan membentuk aliansi. Aliansi itu perlu dialog," kata Erdogan.

Dia juga mengungkapkan bahwa ketika Partai Keadilan dan Pembangunan berada pada tampuk kekuasaan, Turki mengalami persoalan-persoalan dialog yang begitu serius dengan negara-negara tetangganya.

"Kini Turki punya hubungan baik dengan negara-negara tetangga. Kami sudah mengambil kebijakan untuk menjalin persahabatan, bukan permusuhan," terang Erdogan. 

Ditanya soal bagaimana Turki membantu dialog dengan Iran, Erdogan menjawab bahwa dia sudah berbicara dua kali dengan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad bulan lalu. "Kami percaya bahwa solusi diplomatik dapat mengatasi isu program nuklir Iran," tandasnya lagi.

Menanggapi persoalan mengenai Syria, Erdogan mengungkapkan bahwa dialog antara rakyat dengan pemerintah Syria akhir-akhir ini mengalami peningkatan. "Gerakan wanita kini sedang berkembang pesat di Syria," ungkapnya.

"Setelah serangan 11 September, Islam mulai dikaitkan dengan terorisme. Islam sendiri berarti "damai". Mengaitkan teror dengan agama perdamaian, Islam, telah menyebabkan kegelisahan dan penderitaan yang dalam di dunia Islam. Badan-badan dan organisasi-organisasi internasional berkewajiban mengurangi (gerakan) anti-islamisme," pungkas Erdogan. (tp/dar) 

 


Terkait