Warta

Gus Dur: Bersyukur Telah Diberikan Kesadaran Berbangsa

Rabu, 12 April 2006 | 09:43 WIB

Jakarta, NU Online
Saat ini, Indonesia memasuki tahap kritis untuk kesekian kalinya. Ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintahan telah disalurkan melalui mobilisasi massa dalam jumlah yang besar. Semua pihak harus berbuat sesuatu agar aksi masa tidak berakhir dengan kekerasan fisik.

Demikian mantan ketua PBNU KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam acara tasyakuran di kediamannya, Jl. Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, Rabu (12/4). "Kalau tidak, pilihannya adalah revolusi. Dan itu yang paling saya takuti karena tidak jelas juntrungnya, tidak jelas siapa yang menyusun itu," katanya.

<>

Menurut Gus Dur, problem utama yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah hilangnya kepercayaan masyarakat kepada pimpinan. Pemerintah dinilai tidak serius dalam memberantas korupsi. "Apakah rupiah anjlok itu karena spekulasi? Ternyata tidak. Juga bukan karena keamanan, tapi masalahnya tidak ada lagi kepercayaan," kata Gus Dur.

"Tadi malam saya bertemu Paul Wolfowitz, saya bilang, apa polesi dasar Anda? Dia menjawab, kalau tak mau ngurusi korupsi tidak ada kredit dari bank dunia. Saya sebagai anak negeri merasa sedih," kata Gus Dur sembari bercerita dirinya baru saja menyerahkan satu bendel kasus korupsi baru ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Gus Dur menegaskan, kepercayaan luar negeri sangat penting dalam membenahi perekonomian Indonesia, dan itu bisa ditunjukkan melalui pemberantasan korupsi. Selain itu, lanjut pengasuh pesantren Ciganjur itu, kepercayaan masyarakat dan luar negeri terhadap pemerintah Indonesia bisa dipulihkan melalui ketegasan pemerintah dalam mengadili para pelaku kerusuhan.

Sebelumnya, selama hampir satu bulan, Gus Dur menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta. Acara di Ciganjur itu dimaksudkan untuk menyukuri kesehatannya. Hadir antara lain, mantan Ketua DPR Akbar Tanjung, seniman Frengky Sahilatua, dan para tokoh lintas agama.

"Saya bersyukur bukan saja karena telah diberi kesehatan, tetapi bersyukur karena masih diberikan kesadaran berbangsa yang baik. Melihat kondisi seperti sekarang ini saya harus berbicara. Saya ingin menjaring pikiran rakyat yang disampaikan melalui lisan, tulisan atau melalui media massa," kata Gus Dur. (nam)


Terkait