Warta

Gus Dur: Seruan Islam Anti-kekerasan Harus Terus Digelorakan

Ahad, 26 Juli 2009 | 02:18 WIB

Jakarta, NU Online
Mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengatakan, seruan bahwa Islam adalah agama yang anti-kekerasan harus terus digelorakan. Pasalnya, selama ini, seringkali dijumpai tindak kekerasan, terutama dalam bentuk terorisme, selalu dikaitkan dengan Islam.

Gus Dur membenarkan jika terdapat sejumlah kalangan muslim yang keliru memahami ajaran agama sehingga muncul penafsiran bahwa aksi terorisme merupakan bagian dari ajaran Islam.<>

"Ya, jelas sekali Islam itu anti-kekerasan. Buktinya, dikatakan bahwa kita ini yang menentukan masuk surga atau tidak, itu perbuatan kita sendiri. Kalau kita melakukan kekerasan, gimana," ketus mantan ketua umum Pengurus Besar NU itu dalam acara 'Kongkow bareng Gus Dur' di Kedai Tempo, Jakarta, Sabtu (25/7).

Ia mengaku tidak sependapat jika ledakan bom itu dikait-kaitkan dengan ulama. "Kecil sekali itu (bom terkait ulama). Masyarakat itu sebetulnya susah lupa gitu. Harusnya cepat baik (pulih dari trauma tragedi bom), karena pengaruhnya besar," ujar Gus Dur.

Dalam pandangan Gus Dur, Indonesia adalah negara yang terlalu terbuka sehingga mudah sekali bagi untuk melancarkan aksi teror. "Karena orang-orang sana tahu, kalau kita itu gampang digituin," cetusnya.

Tak hanya itu. Menurutnya, masyarakat Indonesia cepat melupakan sesuatu. Dalam hal kasus terorisme yang terjadi berulang kali di Indonesia, masyarakat Indonesia cepat melupakannya sehingga tak lagi waspada.

“Jadi, artinya, kita ini rame-rame sebentar saja di tivi, nanti enggak (ingat dan waspada lagi). Seolah mudah melupakan kejadian masa lalu," ujar Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu. (rif)


Terkait