Warta

Hasyim : Saya Ingin Ciptakan NU yang Sistemik dan Manajerial

Kamis, 17 Maret 2005 | 03:23 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam periode kepemimpinannya yang ke-II kali ini, KH Hasyim Muzadi mengungkapkan bahwa program utamanya adalah menciptakan NU yang sistemik dan manajerial, didukung oleh kultur yang kuat.

“Selama ini kultur NU kuat tetapi tidak dikemas dalam sistem dan manajemen sehingga gerakannya tak maksimal, karena kultur itu mengandung unsur eksistensi dan reaksi, tapi tidak mengandung unsur konsepsi. Konsepsi itu baru mungkin kalau organisasi sehat. Indikasinya apakah sistem dan manajemen serta karakter personalianya terjamin,” tandasnya kepada NU Online kemarin

<>

Dalam hal ini, yang harus dibenahi pertama adalah menyehatkan NU secara organisatoris dan selanjutnya baru memikirkan programnya. Hasyim mengungkapkan program PBNU akan dibagi tiga.

“Pertama program atau proyek yang mendanai, kedua proyek yang harus didanai, dan yang ketiga adalah pengembangan kejuangan, dalam hal ini bagaimana orang NU ikut NU bukan NU yang ikut orang sehingga orang NU harus jelas fikroh nahdliyyahnya atau pemikiran ke-NU-annya, wijhah nahdliyyah atau wawasan ke-NU-annya, atau al hadast annahdliyyah atau tujuan ke-NU-annya serta tata operasionalnya. dengan demikian, ada tiga segmen yang harus dibangun.”

Tiga segmen tersebut punya tiga spektrum adalah bagaimana melakukan refleksi dan revitalisasi assalafusholeh, yang kedua bagaimana program-program dibidang pendidikan, ekonomi ke-NU-an (pendanaan organisatoris maksndunya) dan keummatan. Lalu bagaimana masalah kesehatan, lalu masalah SDM.

“Kalau masalah-masalah ini sudah diterima dengan baik, kita dapat menempatkan posisi NU dalam tataran nasional dan internasional yang tepat dan benar. Bagaimana NU menjadi titik temu nasional, elemen-eleman dan ide-idenya laku untuk dipasarkan secara internasional,” imbuhnya.

Diakuinya bahwa program tersebut mungkin tidak bisa selesai dalam satu periode. Namun demikian, paling tidak dalam lima tahun ke depan bisa meletakkan dasar-dasar yang kokoh untuk periode yang akan datang sehingga pengurus yang akan datang itu tidak akan merupakan problema untuk pengurus sesudahnya dan pengurus sebelumnya. “Kalau NU sudah sistemik maka pengurus sebagai pelaksana, jadi tidak akan berubah dengan berubahnya pengurus. Rel ini yang dalam lima tahun ini harus kita selesaikan,” paparnya.

Berkaitan dengan proyek-proyek yang kongkrit Pengasuh Ponpes mahasiswa Al Hikam tersebut mengungkapkan PBNU akan berupaya untuk membangun rumah sakit dan perkebunan.

“Kita berharap dalam periode ini kita dapat memiliki rumah sakit yang representatif. Tapi rumah sakit industri, bukan rumah sakit sosial, kalau langsung sosial kita tidak akan kuat, kalau rumah sakit industri, dia nanti akan beranak pada rumah sakit dan poliklinik sosial. kita akan menolong universitas-iniversitas dan sekolah NU yang mengalami kesulitan kemudian ada balai diklat yang representatif untuk menjamin heroisme dan semangat ke-NU-an serta pengkaderan,” tandasnya.

Tentang kepemimpinan periode selanjutnya mantan Cawapres yang berpasawangan dengan Megawati tersebut mengungkapkan bahwadia tidak berminat untuk mencalokan diri lagi. “Kalau lebih dari dua kali, akan cenderung pada hegemoni, maka saya harus bisa membuat NU sistemik sehingga bisa berjalan diatas rel, sambil milang-miling siapa yang cocok jadi ketua umum,” ungkapnya.

Dikatakannya bahwa posisi sebagai ketua PBNU sangat berat kerana urusannya yang sangat banyak dan masalahnya yang luar biasa tetapi dengan sistem yang minimal. “Perjuangan yang pertama adalah perjuangan meletakkan sistem. Ini kalau insyaallah sudah jadi, maka kereta api yang ditumpangi lima puluh juta orang ini tinggal jalan. Saya berharap teman-teman yang jadi pengurus atau aktifis baik di puat, wilayah, cabang atau lainnya dapat membuktikan kerja terbaiknya untuk NU sehingga warga NU menganggap dia pantas,” tandasnya.(mkf)

Wawancara lengkap dapat dilihat pada bagian halaqah NU Online

 


Terkait