Jakarta, NU Online
Tayangan Smack Down di televisi yang menampilkan para jagoan saling beradu kekuatan, beberapa waktu lalu telah menelan korban jiwa. Reza Ikhsan Fadillah (9), meninggal ketika di-smack down oleh teman-temannya. Agar kejadian tersebut tidak terulang, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdalatul Ulama (PP IPNU) meminta Lativi, sebagai stasiun yang menayangkan aksi kekerasan itu, menghentikan tayangan tersebut.
“IPNU sangat prihatin dengan adanya korban akibat tayangan yang mengajarkan kekerasan itu. Oleh karena itu, kami meminta agar tayangan tersebut dihentikan,” kata Ketua Umum PP IPNU, Idy Muzayyad di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (28/11).
<>Idy, demikian ia akrab disapa, mengatakan, tayangan Smack Down membawa pengaruh negatif bagi kehidupan pelajar dan anak-anak di Indonesia yang mempunyai kecenderungan meniru apa yang mereka lihat di televisi. Jika tayangan tersebut dibiarkan menjadi tontonan anak-anak, IPNU khawatir kekerasan yang digambarkan oleh tayangan tersebut terus merasuk ke jiwa anak-anak.
“Anak-anak atau pelajar itu cenderung meniru apa yang mereka lihat. Kalau yang dilihat positif dampaknya akan positif. Begitu pula sebaliknya, jika tayangannya negatif dampaknya akan negatif, seperti tayangan Smack Down itu,” jelas mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Indonesia itu.
Parahnya, lanjut Idy, Smack Down tidak hanya dapat dilihat di televisi, melainkan saat ini sudah banyak beredar Smack Down dalam versi VCD yang tersebar di kalangan pelajar. Bahkan, VCD tersebut banyak dijual di dekat sekolah-sekolah. ”Karena itu, aparat seharusnya mengambil tindakan tegas melihat penjualan bebas VCD tersebut,” tegasnya.
Selain itu, IPNU berharap orang tua mengontrol ketat apa yang ditonton oleh anak-anak. Tayangan tersebut, katanya, sama bahayanya dengan narkoba, karena sama-sama meracuni generasi muda. Dapat dibayangkan, jika jiwa generasi muda bangsa ini gemar bertarung seperti gaya pemain Smack Down. ”Jangan memandang remeh dampak tayangan tersebut,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Reza yang menjadi korban tersebut juga penggemar Smack Down dan suka menonton sampai larut malam. Korban lain akibat tontonan Smack Down adalah Maryunani, siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Wates 4 Kabupaten Kulonprogo.
Saat Maryunani bertarung melawan Dodi, teman sekalasnya, dia jatuh terpelanting di lantai ubin dengan kepala lebih dulu. Setelah korban pulang, dia merasakan kepala pening dan mau muntah. Setelah kejadian itu, beberapa orang guru yang mengetahui kondisi Maryunani langsung membawanya ke rumah sakit.
Lebih lanjut, Idy mangatakan, sebenarnya masih banyak tayangan televisi yang harus dihentikan karena berdampak negatif bagi anak-anak dan pelajar, antara lain tayangan sinetron remaja yang tidak mendidik. ”Menurut pengamatan kami, masih banyak tayangan TV yang tidak mendidik, misalnya sinteron remaja. Karena itu, publik seharusnya tidak hanya menyorot tayangan Smack down saja,” katanya. (amh/rif)