Deputi Kepala Staf Gabungan Militer Israel, Jenderal Dan Harel mengkhawatirkan kemampuan rudal jarak jauh dan pendek yang berhasil dikembangkan oleh Republik Islam Iran.
Kantor Berita Iran, Fars (18/12) melaporkan, Jenderal Harel juga memperingatkan masalah yang dihadapai Tel Aviv dalam bidang keamanan pada 2009 mendatang. Ia juga mengklaim tentang kemungkinan serangan militer ke Iran pada tahun depan.<>
Jenderal Harel menegaskan, Iran tengah berubah menjadi negara nuklir, dan kami meminta masyarakat internasional untuk mengambil langkah tegas seperti, meningkatkan embargo politik dan ekonomi guna menghentikan program nuklir Iran. Sama seperti para pejabat Tel Aviv lainnya, Jenderal Dan Harel juga mengkhawatirkan kemampuan rudal Iran.
Harel menambahkan, Iran juga memiliki rudal jarak jauh dan menengah termasuk rudal Shahab-3 yang mampu menjangkau sasaran pada jarak 2.000 KM. Klaim Harel terkait serangan militer ke Iran itu disampaikan di saat para pengamat politik dan militer meyakini bahwa Israel tidak mampu melakukan hal tersebut. Dan jika Tel Aviv betekad menyerang Iran, niscaya bakal menghadapi balasan Tehran yang mematikan dan di luar prediksi.
Ditengah keberadaan negara-negara Arab yang dinilai tak punya sikap dan pengaruh di kawasan Timur Tengah terkait ancaman Israel, Iran justru tampil sebagai "penyeimbang" dan kekuatan baru di kawasan tersebut. Kian hari Israel pun kian mengkhawatirkan dominasi dan pengaruh Iran di kawasan. Sayangnya, di tengah kondisi demikian, negara-negara Arab justru tetap bergeming dan terkesan tidak memberikan dukungan signifikan terhadap Iran. (irb)