Kang Said: Multikulturalisme Adalah Pondasi Kehidupan Berbangsa
Kamis, 28 Oktober 2010 | 07:06 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menyatakan bahwa multikulturalisme (toleransi) harus selalu dikedepankan oleh bangsa Indonesia. “Multikulturalisme atau toleransi plus harus kita pegang teguh dalam membangun kehidupan berbangsa,” tegas Kang Said dalam Harlah NU (Hari Lahir Nahdlatul Ulama) yang diselenggarakan PCNU Biak, Papua (26/10).
Dalam kedatangannya untuk kali pertama ini di tanah Papua, Kang Said disambut oleh PCNU Biak, tokoh lintas agama, dan para anggota DPRD. Kang Said melanjutkan, “Dalam ‘kamus’ berbangsa tidak ada istilah ‘aku’ dan ‘engkau’. Yang ada yakni ‘kita’. Kita sebagai satu bangsa. Sebagai bangsa Indonesia, apapun agama, suku, dan rasnya kita senasib sependeritaan.”
t;
Ia juga menjelaskan, dalam tataran kehidupan sosial (horisontal) tidak ada sekat sama sekali antar masing-masing individu. “Namun secara hubungan ketuhanan (vertikal) kita tetap memegang prinsip ‘lakum dinukum waliyadin’ (bagimu agamamu, bagiku agamaku). Sehingga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat harus menghormati dan menghargai hak masing-masing individu. Inilah implementasi dari ukhuwwah wathaniyyah,” ungkap Kang Said. Kang Said juga menegaskan bahwa semua agama memiliki tujuan yang baik. “Namun menurut saya Islamlah yang terbaik,” tegasnya.
Dua belas persen penduduk Kabupaten Biak adalah Muslim dan mayoritas adalah warga NU. Kabupaten ini berpenduduk kurang lebih 150.000 jiwa. Meski Islam bukan kelompok mayoritas di Biak, kehidupan sosialnya tergolong cukup baik. “Namun akhir-akhir ini ada kelompok Salafi yang mengganggu kemapanan kehidupan umat Muslim. Dan ini tentu tidak bisa kita diamkan,” tegas Kang Said.
Sementara itu, Ketua PCNU Biak, Burhan merasa gembira dengan kehadiran Ketua Umum PBNU di daerahnya. “Ini adalah kali pertama Kang Said hadir di Papua, dan saya yakin masyarakat sangat berbahagia atas kehadiran beliau. Bukan hanya warga NU tapi masyarakat Biak,” ujarnya. (bil)