Memasuki pekan keempat usai puncak haji, kepadatan di kota Madinah al-Munawwaroh mulai tampak berkurang. jalan-jalan tak lagi seramai pekan-pekan kemarin. Meski demikian tempat-tempat bersejarah di seantero Madinah tetap dipadati oleh para peziarah.
Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Jabal Uhud dan tempat-tempat lain masih ramai dikunjungi para jamaah haji gelombang kedua sebelum bertolak ke Tanah Air. Bahkan ada jamaah dari Indonesia yang ditawari berziarah sebagai kompensasi delay (penundaan jadwal) pesawat.
/>
Gunung Uhud sebagai salah satu tempat peziarahan favorit dan lebih dekat dengan Masjid Nabawi dan pusat-pusat pemondokan jamaah, hingga hari ini, Sabtu (11/12) masih tampak dipadati jamaah. Mereka berziarah dan berdoa di sekitar makam para Syuhada' Uhud dan sepanjang Jabal Rumat.
Dengan berkelompok di bawah bendera negara dan panji-panji rombongannya masing-masing mereka berdoa dengan dipandu oleh para pemimpinnya. Sementara jamaah Indonesia berdoa secara 'standard", doa-doa kedamaian, namun tidak demikian dengan jamaah dari engara-negara lain.
Jamaah dari negara-negara yang bergolak selalu menemukan momentum di Jabal Uhud. Mereka berdoa seolah akan segera beranjak menuju medan perang. Mereka berdoa dengan mengumandangkan kalimat-kalimat keberanian dan harapan kemenangan melawan musuh.
"Jamaah Turki menjadi paling dominan di Uhud karena mereka selalu berkelompok dalam jumlah besar dan mengenakan pakaian seragam. Mungkin jamaah dari negara-negara lain juga besar, tetapi mereka tidak satu seragam," tutur Syafi'i, salah seorang jamaah asal Indonesia.
"Jamaah Turki juga selalu membawa bendera negaranya dalam ukuran besar. Sehingga waktu di puncak Jabal Rumat, seakan-akan semuanya jamaah Turki," tutur temannya yg lain.
Jabal Rumat/pemanah/sniper adalah bukit di sebelah Gunung Uhud. Bukit ini dulu menjadi posisi pasukan pemanah yang ditempatkan Rasulullah untuk menghadang laju pasukan Kafir Makkah dengan pesan, apa pun yang terjadi, baik menang maupun kalah jangan sampai turun meninggalkan posisi. Namun rupanya mereka melalaikan pesan Rasulullah SAW dan berebut turun mengejar harta rampasan perang ketika dikiranya pasukan Muslim sudah menang.
Melihat pasukan pemanah ini turun, maka pasukan Kafir bisa memutari bukit dan menyerang pasukan Induk Muslim yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW. Sehingga pasukan Muslim menderita kekalahan dan Rasulullah menderita luka-luka yang cukup serius.Banyak para sahabat gugur, termasuk paman kesayangan Nabi, Hamzah yang kemudian digelari sebagai Sayyidus Syuhada (pemimpin orang yang mati Syahid).
Sejak peristiwa Perang Uhud ini, bukit tersebut dinamai Bukit Rumat. Sebelumnya bukit itu bernama 'Ainain. Jenasah para pahlawan yang mati Syahid dimakamkan di lembah antara Gunung Uhud dan Bukit Rumat.
Sementara jamaah asal Iran berdoa sambil meratap di sekitar pemakaman Syuhada' Uhud. Jamaah asal Afganistan dan Kashmir berdoa dengan lantang di atas Jabal Rumat, mereka memohon pertolongan dan kemenangan dari musuh-musuh Allah yang sedang mereka hadapi. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)