Warta

Massa Berpakaian Banser yang Bentrok dengan FPI Diragukan

Sabtu, 27 September 2008 | 02:36 WIB

Jakarta, NU Online
Sejumlah massa yang menggunakan kaos bertuliskan Banser (Barisan Ansor Serbaguna) yang disebut-sebut terlibat dalam bentrok dengan massa Front Pembela Islam (FPI), di Jakarta, Kamis (25/9) kemarin, diragukan keanggotaannya.

Organisasi induknya, yakni, Gerakan Pemuda Ansor, menyatakan sama sekali tak menginstruksikan Banser. Mereka yang terlibat dalam insiden usai sidang kasus tragedi Monas dengan terdakwa Riziq Shihab itu dipastikan bukan anggota Banser.<>

Demikian dinyatakan Kepala Satuan Koordinasi Nasional Banser, Tatang Hidayat, ketika dihubungi NU Online di Jakarta, Jumat (26/9) malam. “Saya tidak yakin itu Banser, karena Ansor tak pernah menginstruksikan secara resmi,” tegasnya.

Ia meminta semua pihak diminta menahan diri, apalagi sekarang bulan Ramadhan. “Jangan menodai bulan suci ini dengan tindakan anarkis,” katanya.

Tatang juga mengimbau agar semua pihak menghormati hukum dan proses pengadilan yang sedang berjalan. ”Ini negara hukum, seharusnya semua pihak menghormati proses hukum yang sedang berjalan dan hindari tindakan anarkis,” ujarnya.

Persidangan Riziq di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat diwarnai kericuhan. Massa FPI bentrok dengan massa AKKBB yang disebut-sebut mengerahkan anggota Banser di luar Gedung PN Jakarta Pusat.

Batu-batu berterbangan di Jalan Gadjah Mada saat kedua massa berbeda aliran itu bentrok. Tawuran itu berlangsung sekira 10-15 menit karena jumlah massa yang terlibat relatif seimbang, sebanyak 30 orang.

Sekitar pukul 12.46 WIB massa AKKBB yang berpakaian hitam-hitam mulai terdesak. “Allah Akbar, ayo maju,” teriak anggota FPI.

Terdesak sedemikian rupa, massa AKKBB kocar-kacir. Salah seorang anggota AKKBB yang bernasib naas lalu dipukuli dengan tangan kosong dan bongkahan konblok sampai kepalanya berlumuran darah.

Polisi yang ada di lokasi tidak dapat berbuat banyak karena jumlahnya hanya 10 orang. Mereka hanya bisa melarang massa agar tidak terprovokasi.

Akibat kejadian itu, tidak sedikit kaca mobil yang terparkir maupun melintas di depan PN Jakarta Pusat menjadi korban. Arus lalu lintas juga terhambat karena kejadian ini karena banyak kendaraan yang memilih untuk memutar balik. (gpa/rif)


Terkait