Menkominfo: Teknologi Bantu Manusia Bedakan Bulan dengan Benda Lain
Selasa, 30 September 2008 | 04:06 WIB
Proses rukyatul hilal (pengamatan terhadap bulan) untuk menentukan awal bulan menggunakan teknologi canggih dapat membantu manusia membedakan bulan dengan benda langit lainnya. Hal itu sangat penting lantaran mata telanjang manusia memiliki keterbatasan.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) mengatakan hal itu dalam Sidang Itsbat yang membahas penetapan 1 Syawal 1429 H atau Hari Raya Idul Fitri tahun ini di Kantor Departemen Agama (Depag), Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (29/9).<>
Selain itu, imbuh Menkominfo, pemantauan secara teknologis juga dapat mengatasi persoalan cuaca yang pada kesempatan tertentu justru menghalangi pandangan mata.
"Yang penting yang pertama, kita akan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi," ujar mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, Jawa Timur, itu.
Hal senada dikatakan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Depag, Nasaruddin Umar. Menurutnya, kehadiran sains dan teknologi dalam pengamatan hilal semakin membantu dalam beribadah sesuai syariat Islam.
Sebelumnya, Pakar Astronomi pada Planetarium dan Observatorium Jakarta, Cecep Nor Wendaya, memperingatkan bahwa terdapat benda langit, yakni, planet Venus yang penampakannya mirip bulan. Posisinya pun berada di atas matahari. Ia memperingatkan umat Islam agar tidak tertipu oleh penampakan planet tersebut.
“Jadi, hati-hati. Kalau ada yang mengaku melihat hilal, itu bisa jadi planet Venus, karena mirip bulan dan posisinya di atas matahari. Keberadaannya bisa menipu,” imbuh Cecep.
Proses rukyatul hilal di 6 lokasi di seluruh Indonesia, kemarin, nihil atau tak dapat melihat bulan. Sebab, sesuai metode hisab (perhitungan astronomis) bulan sudah terbenam sebelum matahari terbenam.
Ke-7 lokasi yang dilakukan proses rukyatul hilal itu adalah Samarinda (Kalimantan Timur), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Lamongan (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Bandung (Jawa Barat) dan Lhok Nga (Nangroe Aceh Darussalam). (min)