Warta

MUI Jatim Minta Penerbit Tarik 'Al-Qur'an Palsu'

Ahad, 26 Maret 2006 | 12:34 WIB

Surabaya, NU Online
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur meminta dua penerbit untuk segera menarik dari peredaran terhadap tiga jenis kitab Al-Qur’an yang tidak lengkap atau diduga palsu yang ditemukan di Sumenep, Madura.

"Kami sudah lama menerima laporan dari MUI Sumenep (12/3), kemudian kami minta MUI Sumenep yang menindaklanjuti temuan itu dengan meminta penerbit menariknya dari peredaran," kata ketua Komisi Fatwa MUI Jatim KH Abdurrahman Navis Lc di
Surabaya, Minggu.

<>

Pengasuh Pesantren Nurul Huda, Jalan Sencaki, Surabaya itu mengemukakan hal itu terkait temuan MUI Sumenep tentang adanya tiga kitab Al-Qur’an yang tidak sempurna.

Menurut KH Abdurrahman Navis yang juga Wakil Katib PWNU Jatim itu, MUI Jatim tidak melihat tingkat kesalahan yang ada mengandung unsur kesengajaan (pemalsuan), melainkan sekedar salah cetak.

"Atas kesimpulan itu, kami akhirnya meminta MUI Sumenep menindaklanjuti dengan meminta dua percetakan di Surabaya yakni CV Aisyiyah dan CV Al-Hidayah untuk menarik kembali dari peredaran," katanya.

Hasil rapat antara MUI dengan Kejaksaan Negeri, Polres, dan Kandepag Sumenep mencatat ketidaksempurnaan tulisan dalam Alquran itu bukan merupakan kesalahan pentashih (tim pengoreksi), tetapi pencetaknya.

"Hasil koreksi MUI, kesalahan Al-Qur’an cetakan Al Hidayah ada pada terbitan pada tahun 2002, sedangkan cetakan CV Aisyiyyah ada pada terbitan pada 1997," kata Ketua MUI Sumenep KH Syafraji di Sumenep (11/3).

MUI Sumenep menemukan sedikitnya tiga Al-Qur’an yang isinya meragukan dan tidak sama dengan Al-Qur’an terbitan Departemen Agama RI yakni temuan masyarakat Kecamatan Batuan yang kemudian diberikan kepala Yayasan Serba Bakhti Pondok Pesantren Suryalaya Sumenep.

Dalam kitab suci terbitan CV Aisyiyyah Surabaya itu, ada beberapa ayat yang kurang dan beberapa surat yang tidak tertulis, diantaranya surat Hud ditulis dua kali, surat Yusuf yang biasanya terdiri dari 111 ayat justru hanya ada 91 ayat, kemudian surat Ar Ra’du, surat Al Ibrahim, surat Al Hijr, dan surat An Nahl tidak ada.

Temuan kedua dari MUI Sumenep dan MUI Arjasa yang merupakan cetakan CV Al Hidayah Surabaya. Dalam kitab itu, ada beberapa kejanggalan yang hampir sama yakni tidak ada surat Ar Ra’du, surat Al Ibrahim, surat Al Hijr, dan surat An Nahl, karena halaman 225 sampai 256 kosong.

Temuan ketiga dari MUI Kangean. Kitab itu ada kulit luar bertuliskan CV Al Hidayah Surabaya, tapi kitab itu tidak ada pentashih-nya. (ant/mkf)


Terkait