Warta

Muslim Belanda Tersandung Kartun Yahudi

Sabtu, 5 September 2009 | 01:47 WIB

Den Haag, NU Online
Arab European League (AEL) atau Organisasi Liga Arab Eropa akan diadili di Belanda karena menerbitkan kartun yang isinya menyangkal Holocaust, demikian menurut kejaksaan Utrecht, Rabu (2/9) lalu.

AEL, yang mengatasnamakan Muslim di Eropa, menuding jaksa menetapkan standar ganda. Tudingan ini terkait dengan terbitnya kartun Nabi Muhammad di Denmark, yang tidak diproses secara hukum.<>

''Kartun ini bersifat diskriminatif,'' kata aparat hukum, mengenai sketsa yang dimuat di situs milik AEL.

''Ini bersifat menyerang kepada Yahudi sebagai sebuah kaum,'' demikian isi pernyataan kejaksaan. Dakwaan yang akan diajukan terhadap AEL adalah ''penghinaan sebuah kelompok dan mendistribusikan gambar yang bersifat menghina.''

Menurut juru bicara Kejaksaan, Mary Hallebeek, hukuman maksimum jika AEL dinyatakan bersalah adalah satu tahun penjara. Namun, tampaknya mereka akan dikenai hukuman dengan membayar denda hingga 4.700 euro (sekitar 67 juta rupiah). Pasalnya, dakwaan ini ditujukan kepada AEL sebagai sebuah organisasi dan bukan individu.

Standar Ganda
Bulan lalu, Kejaksaan Belanda sudah memerintahkan AEL untuk mencopot kartun kontroversial tersebut dari situsnya. Jika tidak, maka mereka akan menghadapi ancaman hukum. Permintaan ini sempat dipatuhi namun kemudian AEL memasang kembali kartun tersebut di website-nya.

Menurut AEL cabang Belanda, mereka tidak menyangkal kenyataan terjadinya Holocaust. Namun, kartun tersebut dimuat di situs mereka sebagai ''tindakan pembangkangan sipil'' untuk menggarisbawahi pemberlakuan standar ganda terhadap Muslim.

Ketua AEL, Abdoulmouthalib Bouzerda, mengatakan bahwa Kejaksaan ternyata tidak mengajukan dakwaan apa pun terhadap seorang anggota legislatif Belanda, Geert Wilders, yang membuat dan menyebarkan film Fitna 2008. Wilders juga mengedarkan kartun yang menghina Nabi Muhammad yang terbit di Denmark sebelumnya.

Wilders sempat diproses secara hukum pada awal tahun ini. Namun, pada saat yang sama dengan pengumuman AEL, dakwaan terhadap Wilder dibatalkan setelah kejaksaan menyatakan bahwa penghinaan itu hanya ditujukan kepada Nabi Muhammad, bukan kepada Muslim secara keseluruhan.

Tindakan Wilder juga dinilai ''tidak sistematik'' atau terencana dan serentak. Kartun-kartun tersebut, menurut kejaksaan, tidak bersifat ofensif terhadap Muslim, juga tidak membuat kebencian, diskriminatif, atau kekerasan terhadap Muslim.

Kartun Plesetan AEL
Kartun yang dipermasalahkan itu menunjukkan dua pria yang diyakini sebagai Yahudi, berdiri di dekat tumpukan kerangka manusia yang bertuliskan ''Auswitch''. Nama itu kemungkinan plesetan dari kamp konsentrasi Nazi, Auschwitz.

Salah satu dari mereka mencungkil tumpukan tulang dengan sebatang kayu, ''Menurutku, mereka bukan Yahudi''. Satu pria lain menjawab, ''Namun, bagaimana pun caranya, kita harus dapat enam juta orang.'' Kalimat itu mengacu pada jumlah korban kamp Auschwitz yang diberitakan mencapai enam juta orang Yahudi.

Setelah arus imigrasi pada 1990-an, umat Islam di Belanda kini mencapai 6 persen dari total populasi sebanyak 16,5 juta jiwa. Sikap menentang imigrasi mendominasi politik Belanda sejak 2001 dan meningkat pada 2004, ketika sutradara Theo van Gogh dibunuh. Van Gogh adalah pembuat film Submission, yang menyoroti nasib wanita dalam komunitas Muslim. Sebagian menilai film ini menghina ajaran Islam. (reuters/ap/dar)


Terkait