Warta

Muslim Tengger Idul Adha 17 November

Senin, 15 November 2010 | 12:30 WIB

Lumajang, NU Online
kaum muslimTengger yang berada di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, akan melaksanakan shalat Idul Adha pada Rabu (17/11). Mereka mengikuti Nahdlatul Ulama (NU) dan pemerintah yang menetapkan Idul Adha pada Rabu besok.

Pejabat sementara (Pjs) Kepala Desa Argosari, Martiam, pada Senin (15/11), mengatakan jika kaum muslim Tengger menjalankan ibadah shalat Idul Adha sesuai dengan ketetapan pemerintah dan jug<>a NU.

"Kaum muslim Tengger akan berbondong-bondong menuju ke masjid dan musala yang ada di desa setempat untuk menunaikan shalat Idul Adha. Perbedaan pelaksanaan shalat Id tidak menjadi masalah bagi mualaf Tengger karena warga Tengger sangat menghargai toleransi dan perbedaan yang ada,”tutur Martiam.

Perbedaan itu biasa saja. Kami semua di Tengger katanya, tidak terlalu menganggap perbedaan itu hal penting karena agama adalah persoalan keyakinan masing-masing dan sepenuhnya hak masing-masing untuk menunaikan shalat Id.

Menurut Martiam , di Desa Argosari, terdapat lima dusun yakni Dusun Pusung Dhuwur, Dusun Gedok, Dusun Puncak, Dusun Bakalan dan Dusun Argosari. Sedangkan mualaf Tengger terbanyak berada di Dusun Gedok, sedangkan empat dusun lainnya masih banyak warga Tengger yang beragama Hindu dan jumlah mualaf Tengger di empat dusun itu masih sedikit.

Meski demikian, lanjut Martiam warga Tengger yang beragama Islam hidup rukun berdampingan dengan warga Tengger yang beragama Hindu, bahkan toleransi beragama dijunjung tinggi oleh Suku Tengger.

"Toleransi umat beragama di sini masih tinggi, sehingga suku Tengger saling menghormati, meski keyakinannya berbeda. Mereka yang beragama Hindu menghormati pelaksanaan shalat Id yang dilakukan mualaf Tengger," terang mualaf Tengger yang masuk Islam pada tahun 2004 itu.

Hingga kini, jumlah mualaf Tengger di Desa Argosari bertambah dua orang menjadi 298 orang. "Biasanya sejumlah lembaga Islam dari berbagai daerah membagikan hewan kurban kepada seluruh mualaf Tengger yang berada di Desa Argosari," katanya.

Setelah Shalat Id menurut Martiam, biasanya kaum muslim Tengger akan pulang ke rumah masing-masing dan tidak menunggu pembagian daging kurban seperti di sejumlah daerah yang antre untuk menerima sebungkus daging kurban.

"Memang sejak dulu, warga Tengger enggan mengantre hanya untuk menunggu pembagian hewan kurban karena mereka malu menerima bantuan itu,"ujar Martiam.(amf/ant)


Terkait