Organisasi Kepemudaan (OKP) PMII, HMI, GMKI, GMNI, dan PMKRI serta Ormas lintas etnis dan agama di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) menggelar pesta budaya anak bangsa dalam rangka memperingati 100 hari wafatnya Almarhum KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Kegiatan yang diprakarsai Lembaga Pusat Studi Antar Komunitas (Pusaka) bersama OKP itu, diramaikan dengan penampilan kesenian dari berbagai etnis yang ada di Kota Padang itu, berlangsung di Theater terbuka Taman Budaya Padang, Jumat<>.
Kesenian etnis yang ditampilkan, di antaranya asal Minang, Jawa, Madura, Barongsai asal Theonghoa, Totor Batak dan Truklagai asal Mentawai, yang mendapat sambutan bagi undangan dan masyarakat yang melintas di kawasan pinggir pantai Padang.
Dalam acara yang dihadiri ratusan masyarakat itu, juga dilengkapi orasi ilmiah dari tokoh Kristiani dan Islam tentang ajaran Gus Dur tentang keberagaman atau pluralisme.
Hadir dalam kesempatan itu, Gubernur Sumbar, Marlis Rahman, tokoh agama dan ormas serta para undangan dari berbagai etnis yang ada di Kota Padang.
Koordinator pelaksana acara yang juga Ketua Yayasan Pusat Studi Antar Komunitas (Pusaka) Padang, Sudarto mengatakan kegiatan pesta budaya anak bangsa sengaja diselenggarakan bertepatan dengan memperingati 100 hari wafatnya Almarhum Gus Dur.
Gus Dur semasa hidupnya adalah tokoh dan bapak bangsa yang menyuburkan serta menjaga keberagaman dalam memperkuat kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jadi, latar belakang dan semangat dasarnya pelaksanaan kegiatan ini untuk menggugah semua pihak supaya kekuatan keberagaman yang ada selalu dijaga.
"Kita sadari Sumbar sudah majemuk, tidak hanya pada sisi etnis dan budaya tetapi hampir semua agama sudah ada. Maka seyogyanya realitas yang ada ini diapreasiasi," katanya.
Justru itu, menjaga keberagaman yang sudah terjadi harus dilakukan bersama sehingga bisa menjadi kekuatan untuk membangun daerah dan bangsa.
"Kita di Sumbar selama ini toleransi dalam keberagaman selama masih dalam bentuk diam dan belum terbuka yang dijadikan kekuatan," ujarnya.
Oleh karena itu, tambahnya, semangat keberagaman inilah yang harus terus dikembangkan, jika ada isu-isu miring, baik berkaitan dengan ras, suku dan agama bisa ditepis.
Lebih lanjut Sudarto menjelaskan, rangkaian kegiatan Pesta Budaya Anak Bangsa yang bertema "Merayakan Keberagaman untuk Keadilan dan Kemanusiaan", juga sekaligus ada doa bersama. Selain itu, ada kegiatan menyalakan 1.000 lilin untuk mengenang Gus Dur serta Deklarasi Aliansi Bhineka Tunggal Ika Sumatera Barat. (ant/sam)