Warta

Para Santri Bisa Peroleh Beasiswa S1

Jumat, 20 Februari 2009 | 04:55 WIB

Surabaya, NU Online
Sebuah harapan sekaligus angin segar bagi para santri yang kini duduk di bangku sekolah atau madrasah di lingkungan pesantren. Bagi siswa setingkat SMA atau Madrasah Aliyah (MA) kini bisa memperoleh beasiswa ke jenjang perguruan tinggi (S1).

Beasiswa S1 (sarjana) bagi para santri ini diberikan oleh Kanwil Departemen Agama (Depag) Jatim. Untuk bisa memperoleh beasiswa memang perlu dilakukan seleksi.<>

''Pemberlakuan seleksinya memang cukup ketat,'' kata Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Keagamaan Pondok Pesantren (Pekapontren) Kanwil Depag Jatim, Sudjak di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (20/2).

Penerapan seleksi yang cukup ketat ini, papar Sudjak, karena kuota yang ditetapkan pemerintah cukup terbatas, yakni hanya 400 siswa. ''Untuk jumlah itu memang akan dibagi untuk delapan perguruan tinggi negeri (PTN) yang telah ditunjuk,'' ujar Sudjak.

Sudjak mengatakan bahwa kedelapan PTN yang telah ditunjuk pemerintah untuk menerima siswa yang lolos program beasiswa tersebut, adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, IAIN Walisongo Semarang, ITS Surabaya, ITB Bandung, IPB Bogor, UGM Yogyakarta, dan Unair Surabaya.

Perihal persyaratan yang harus dipunyai oleh calon menerima beasiswa, Sudjak menjelaskan, setiap siswa harus mengantongi nilai tujuh di setia mata pelajaran yang ada. Selain itu, terang Sudjak, setiap santri harus menyertakan surat bukti dari pondok pesantren kalau dirinya tercatat sebagai siswa di pesantren tersebut.

''Nah, bagi para meminat beasiswa ini bisa langsung mendaftarkan diri ke Kanwil Depag Jatim mulai tanggal 6 sampai 27 Februari 2009,'' tandas Sudjak.

Begitu pula, tambah Sudjak, setiap siswa yang mendaftar harus berumur maksimal 20 tahun dan kalau diterima siap masuk asrama. Untuk tahun ini memang akan kami batasi jumlah mendaftarnya, yakni hanya sekitar 1.500 orang,'' tukasnya.

Dari jumlah kuota yang sudah ditetapkan oleh pemerintah tersebut, menurut Sudjak, setiap peserta harus bersaing dengan peserta lainnya yang berasal dari Kanwil Depag se-Indonesia. ''Dan, bagi peserta bisa memilih jurusan yang diinginkan di PTN yang telah ditunjuk itu,'' tutur Sudjak.

Program ini, jelas Sudjak, sangat terkait dengan peningkatan kualitas siswa khususnya di lingkungan pendidikan pesantren. Bagi para santri yang nantinya lulus sarjana, terang Sudjak, diharapkan bisa menerapkan ilmunya di pesantren asalnya. ''Soal batas pengabdian di pesantrennya memang tidak ada batasnya, yang penting mengabdi dulu di pesantrennya,'' jelas Sudjak.

Misalnya, Sudjak memberikan contoh kalau ada siswa yang lulus fakultas kedokteran, maka ia harus mengabdi dulu sebagai dokter di lingkungan rumah sakit, klinik, atau puskesmas yang ada di pesantren asalnya. ''Jadi, inilah program pengabdian untuk pengembangan dunia pendidikan di pesantren,'' urai Sudjak. (rep/sbh)


Terkait