Jakarta, NU Online
Ditembaknya anggota TNI di Puncak Jaya, Papua menunjukkan dua hal sekaligus. Yaitu pertama gerakan sparatis itu bukan saja masih eksis, tapi juga aktif bergerak mengacaukan keadaan di Papua. Kedua, kenyataan itu memperlihatkan tidak adanya keseriusan pemerintah untuk memburu dan mengakhiri gerakan sparatis pengacau keamanan di Papua tersebut. Padahal, sparatisme itu lebih berbahaya dari terorisme.
<>
Demikian disampaikan Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf menaggapi tertembaknya Pratu Kafiar di Tingginambut, Puncak Jaya Papua. Karena itu mantan anggota Komisi I DPR RI FPG ini mengigatkan jika gerakan sparatis tidak kalah berbahayanya bagi NKRI dibanding terorisme.
“Tapi, saying situasi di Papua yang tampak tidak memperoleh perhatian sewajarnya. Baik oleh pemerintah maupun masyaakat. Sehingga penembkan aparat dan masyarakat di kawasan itu hanya menjadi berita kecil. Itu tidak sebanding dengan dampak politik dan keamanan dari aksi sparatis itu,” ujar mantan Ketua Umum PP GP Ansor ini di Jakarta, Jumat (22/7).
Yang pasti kata Slamet, gerakan sparatis tidak memperoleh penanganan yang baik dari Negara secara sungguh-sungguh maka akibatnya akan sangat fatal. Yaitu terpisahnya sebagian wilayah tanah air dari NKRI. “Terus terang saya heran, kalau kasus santri nusuk polisi atau ledakan bom di pesantren, kita bereaksi luar biasa besar. Tapi, ketika anggota TNI ditembak, kita adem ayem saja,” tambah Slamet.
Dilaporkan satu anggota TNI atas nama Pratu Kafiar dari satuan Yonif 751/BS tewas terkena proyektil setelah terlibat baku tembak dengan warga sipil bersenjata di Mulia, Kamis (21/7/2011) pukul 08.20.WIT. Berdasarkan informasi korban yang tengah melakukan tugas pengamanan di Mulia ini terkena tembakan di bagian kepala.
Saat ini, korban sedang dievakuasi dari Kota Mulia menuju Kodam XVII/Cenderawasih yang berpusat di Kota Jayapura, Papua. Rencananya Pangdam XVII/Cenderawasih, Efri Trianusu akan menerima langsung senazah korban. Pihak TNI hingga kini belum mau memberikan keterangan terkait penembakan tersebut.
Sebelumnya, aksi baku tembak warga sipil bersenjata dengan anggota TNI juga terjadi di Kabupaten tersebut, 3 anggota TNI terluka, 5 warga sipil dilaporkan tewas.
penulis: achmad munif arpas