Warta

Pihak Keluarga Syekh Ihsan Serahkan Mandat ke PBNU

Selasa, 28 Juli 2009 | 04:14 WIB

Jakarta, NU Online
Pihak keluarga KH Ihsan bin Dahlan, pengarang kitab Sirajut Thalibin, menyerahkan mandat kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terkait kasus pembajakan kitab dua jilid di bidang tasawuf itu oleh penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut Libanon.

Perwakilan keluarga Syekh Ihsan, KH Irfan Masrukhin, Rabu (22/7) kemarin telah bersilaturrahim ke PBNU dan bertemu dengan Rais Syuriyah PBNU KH Hafidz Utsman, Wakil Ketua PP Lembaga Bahtsul Masail KH Arwani Faishal dan Ketua PP Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) Abdul Mun’im DZ.<>

”Kami menyerahkan urusan ini ke PBNU. Kalau ditangani PBNU insyaallah nilai tawarnya akan lebih kuat,” kata Gus Irfan, panggilan akrab KH Iffan Masrukhin.

Kitab Sirajut Thalibin yang dicetak pertama kali pada 1955 oleh penerbit Syirkah Maktabah wa Matba’ah Musthafa al-Babi al-Halabi di Mesir pada tahun 1990-an diterbitkan oleh Darul Fiqr yang juga di Beirut, Lebanon. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak keluarga, tidak ada konfirmasi kepada keluarga atas peralihan penerbitan dari Musthafa al-Babi al-Halabi ke Darul Fiqr.

Bahkan keluarga selama ini belum pernah mendapatkan kompensasi apapun dari Darul Fiqr. Keluarga juga belum pernah dikirimi kitab oleh Darul Fiqr yang juga punya cabang di Indonesia. Menurut Gus Irfan, pada 2006 pihaknya telah mengirimkan surat kepada pihak Darul Fiqr tapi tidak mendapatkan tanggapan.

Ketua PP LTN Abdul Mun’im DZ mengatakan, klarifikasi sekaligus gugatan akan dilakukan kepada dua penerbit sekaligus, yakni Darul Kutub Al-Ilmiyah atas tuduhan pembajakan kitab Sirajut Thalibin, dan Penerbit Darul Fiqr yang tidak memberikan kompensasi atau kepada pihak keluarga di Jampes, Kediri.

Rais Syuriyah PBNU KH Hafidz Utsman menyatakan, PBNU siap membantu pihak keluarga untuk menyelesaikan kasus pembajakan kitab Sirajut Thalibin. ”Kalau ada semacam surat mandat dari keluarga akan kita proses,” katanya.

Menurut Hafidz Utsman yang juga ketua panitia Muktamar ke-32 NU, kasus pembajakan kitab Sirajut Thalibin akan menjadi salah satu pembahasan penting para kiai menjelang pelaksanaan Muktamar di Makassar pada Januari 2009 nanti. (nam)


Terkait