Warta

Presiden Iran: Demi Allah Kami Tidak Kembangkan Senjata Nuklir

Selasa, 18 April 2006 | 14:35 WIB

 
Jakarta, NU Online
Perkembangan isu program nuklir Iran telah menjadi pembicaraan sangat umum, sampai-sampai tokoh spiritual Vatikan Paus Benedictus pun ikut angkat bicara. Dalam hal ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) oleh Iran juga dimintai sumbangsaran agar turut meredakan ketegangan soal nuklir itu. Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi akhirnya bertandang ke negeri Ayatullah Khomeini itu.

Sebelum mengawali pembicaraan dengan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, secara keislaman dan kekeluargaan Hasyim menanyakan dengan sungguh-sungguh, apakah Iran memiliki rencana mengembangkan senjata nuklir sehingga Amerika Serikat dan negara-negara Eropa risau, dengan tegas Ahmadinejad menepis anggapan itu. “Demi Allah kami tidak punya niat menjadikan proyek tenaga nuklir Iran untuk dijadikan senjata nuklir. Nuklir Iran hanya untuk energi dan untuk perdamaian,” katanya.

<>

Lagi pula tambah presiden “Logikanya untuk apa kami kembangkan senjata nuklir, sementara negara pemilik senjata nuklir yang ada sekarang ini, tidak satupun yang berani menggunakan, lalu untuk apa kami mengembangkan senjata nuklir segala, toh kami juga tidak mungkin menggunakannya”. Oleh karena itu, Ahmadinejad meminta semua masyarakat agama di dunia, termasuk NU ikut menjernihkan persoalan itu agar masyarakat dunia tidak salah memahami kebijakan Iran. Karena semua negara besar menggunakan energi nuklir bahkan membuat senjata, tetapi hanya Iran yang diharu-biru.

Kunjungan Hasyim ke Iran itu juga sempat menjadi sorotan banyak kalangan, terutama mengenai misi yang diemban. Kepada NU Online  Hasyim menjelaskan bahwa misi utamanya adalah melakukan pertemuan dengan beberapa kelompok Islam di sana dan ada agenda rencana Konferensi ICIS II yang akan diselenggarakan di Jakarta, 20 Juni mendatang. Beberapa tokoh Syiah akan diundang dalam konfrensi tersebut.

Ketika ditanya apa yang akan dilakukan untuk menjelaskan persoalan sengketa tenaga nuklir Iran, Hasyim mengatakan bahwa NU akan menjelaskan pada masyarakat dunia bahwa Iran tidak mengembangkan senjata nuklir, karena itu AS dan sekutunya jangan gegabah menyerangnya. “Tunggu dulu, kalau terbukti Iran telah mengembangkan bolehlah dicegah, dan bukan diserang,” kata Hasyim.

Hasyim juga mengeluh terhadap sikap AS yang tidak mau memahami pikiran dan perasaan bangsa lain. Dulu ketika AS hendak menyerang Irak beberapa kali pertemuan antara PBNU dengan para diplomat AS, tetapi semua saran PBNU diabaikan. Berkaitan dengan kasus nuklir Iran itu, pihak AS juga dikabarkan berkeinginan bertemu dengan Hasyim, tetapi apakah mau bicara persoalan isu nuklir Iran, sumber tadi belum bisa  menjelaskan. (mnm)


Terkait