Warta

Presiden Minta Fatayat NU Bantu Penegakan Ideologi Pancasila

Kamis, 8 Juni 2006 | 07:16 WIB

Jakarta, NU Online
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menangkap adanya berbagai upaya untuk menggoyang dan menganti Pancasila sebagai ideologi negara. Karena itu, presiden meminta para wanita dan ibu muda NU yan terabung dalam Fatayat NU untuk ikut menghadang upaya-upaya itu.

Hal tersebut diungkapkan presiden di depan 8 Pengurus Pusat Fatayat NU termasuk Ketua Umumnya Maria Ulfa Ansori di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/6). Delegasi Fatayat NU bertemu persiden selama hampir 1 jam sejak pukul 11.00.

<>

“Tugas mempertahankan ideologi Pancasila tidak ahanya tugas pemerintah. Presiden minta seluruh elemen masyarakat termasuk Fatayat NU untuk melaksanakan tugas itu,” kata Maria Ulfa Ansori usai bertemu presiden.

Kehadiran Fatayat NU ke Kantor Kepresidenan adalah untuk melaporkan beberapa agenda menjelang Harlah ke-56 Fatayat yang peringatan puncaknya akan diadakan di Jakarta pada Sabtu (10/6) mendatang. Tema utama yang akan diambil dalam peringatan itu adalah “Upaya Peneguhan Kembali Pancasila sebagai Ideologi Negara.”

Presiden, demikian Maria Ulfa, berpendapat bahwa Islam tidak bertentangan dengan Pancasila, atau sebaliknya. Substansi keduanya sama. Situasisi global yang tidak menentu mengharuskan semua elemen bangsa Indonesia untuk memegang kuat sebuah ideology bersama yakni Pancasila.

Selain menghawatirkan ideologi Pancasila presiden juga gelisah dengan adanya konflik horosontal yang terus-menerus terjadi di negeri ini, baik antar kelompok, suku, agama dan kepercayaan, serta konflik intern kelompok Islam.

“Sudahlah sekarang kita akhiri pertikaian, kita tidak usah saling menyalahkan,” kata presiden sebagaimana ditirukan Maria Ulfa. (nam)


Terkait