Warta

Santri Tidak Boleh Gagap Teknologi

Jumat, 12 Desember 2008 | 20:50 WIB

Brebes, NU Online
Menghadapi era Teknologi Informasi (TI), santri harus menguasai teknologi. Santri tidak boleh gagap teknologi. Pasalnya, bila tertinggal dalam penguasaan teknologi, akan ditinggal juga.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama, Muhamad Ali, mengatakan hal itu pada peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) di Pondok Pesantren Al Hikmah 2, Benda, Kecamatan Sirampog, Brebes, Jawa Tegah, Kamis (11/12) lalu.<>

“Bukankah Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan?” papar Ali.

Menurut dia, para pakar saat ini masih tergolong orang yang mengadopsi dan pengembang teknologi. “Dengan banyaknya santri yang bisa menguasai teknologi, diharap menjadi inovator dan kreator teknologi," ujarnya.

Temu mahasiswa PBSB yang digelar hingga Ahad (14/12) nanti, diikuti 1035 mahasiswa dari 9 perguruan tinggi se-Jawa. Di antaranya, Institut Pertanian Bogor, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Institut Agama Islam Negeri Walisongo dan Institut Agama Islam Negeri.

Menurut Ketua Panitia Penyelenggara, Khaeroni, kegiatan itu guna meneguhkan komitmen santri peserta PBSB pada pesantren. Selain itu, diharapkan santri meningkatkan peran dan ketangguhan santri dalam menghadapi persoalan sosial keagamaan yang tengah berkembang di masyarakat.

Pesera PBSB, lanjut Khaeroni, walaupun berasal dari lembaga pendidikan di pesantren ternyata sangat berprestasi. Terbukti banyak mahasiswa yang meraih indek prestasi tinggi bahkan sampai empat," ungkapnya.

Acara tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Brebes Agung Widyantoro dan Pengasuh Ponpes Al Hikmah 2 yang juga Rois Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jateng KH Masruri Abdul Mugni. (was)


Terkait