Warta

Surat Permohonan Maaf Darul Kutub Ditujukan kepada KH Hasyim Muzadi

Selasa, 15 September 2009 | 04:12 WIB

Jakarta, NU Online
Surat permohonan maaf dari penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah atas pembajakan kitab Sirajut Thalibin karya Syekh Ihsan bin Dahlan, Jampes, Kediri, telah dikirimkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Surat ini ditujukan langsung kepada Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi di Jakarta.

Surat resmi bernomor 7629 tertanggal 11 September 2009 ini ditandatangani langsung oleh Direktur Darul Kutub Al-Ilmiyah Mohamed Ali Baydoun. Pihak Darul Kutub menyatakan meminta maaf kepada PBNU yang telah mendapatkan mandat dari ahli waris dan keluarga Syekh Ihsan untuk menyelesaikan kasus ini.<>

Dalam suratnya Ali Baydoun telah mengakui kesalahan yang dilakukan penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah dengan mengganti nama pengarang kitab menjadi Syekh Ahmad Zaini Dahlan, Al-Quraisyi, Makkah.

“Kami meminta maaf atas pencantuman nama yang tidak sebenarnya dari kitab Sirajut Thalibin yang merupakan syarah dari kitab Minhajul Abidin,” kata Ali Baydoun dalam suratnya yang ditulis dengan bahasa Arab.

Ia menyatakan, pemalsuan nama itu hanya dilakukannya pada terbitan edisi kedua. Sementara edisi pertama telah menyantumkan nama penulis yang sebenarnya.

Dalam surat itu Darul Kutub Al-Ilmiyah juga menyertakan copy sampul dan halaman pertama kitab Sirajut Thalibin edisi ketiga yang telah mencantumkan nama yang benar.

Namun surat itu tidak disertai lampiran taqridhoh atau pengantar dari pendiri NU Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari dan dua kiai lainnya dalam kitab aslinya, yang dibuang dalam kitab edisi kedua yang diterbtkan Darul Kutub Al-Ilmiyah.

Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Lebanon Muhammad Zainal Aziz yang melihat langsung proses pencetakan edisi ketiga Sirajut Thalibin di kota kecil dekat Beirut menyatakan, cetakan ketiga itu belum termuat Taqoridz dari KH Hasyim Asyari.

”Ali Baydoun dan staf ahlinya berkilah bahwa taqridhoh atau pengantar semacam itu tidak penting khsusnya di dunia Arab,” kata Zainal Aziz. (nam)


Terkait