Warta

Tak Sedikit Pendiri Aliran Sesat Berasal dari "Orang Dalam"

Jumat, 31 Juli 2009 | 00:00 WIB

Kairo, NU Online
Kemunculan beberapa aliran yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam yang benar di Indonesia seakan tidak ada habis-habisnya. Habis kemunculan sebuah aliran "sesat" tertentu, muncullah lagi sebuah aliran yang lain.

Dari sekian banyak para pendiri dan beberapa pengikut aliran menyimpang itu, tak sedikit yang ternyata adalah orang dalam. Mereka berasal dari kultur dan tradisi Nahdlatul Ulama (NU).<>

Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua PWNU Sulawesi Selatan (Makassar) KH DR Mustamin Asyad MA dalam acara dialog dan silaturahim bersama warga PCINU Mesir yang digelar pada Selasa (29/7) malam yang lalu.

"Beberapa pendiri aliran yang dianggap menyimpang itu, ternyata berasal dari kultur dan tradisi kita, tradisi NU. Semisal Lia Eden, Musadek, atau yang di Makassar, ada namanya Jama'ah Nazhiriyyah, sekalipun yang terakhir ini tidak terlalu ekstrim," terang doktor bidang tafsir lulusan Universitas Al-Azhar Mesir itu.

Ditegaskannya, mereka NU secara tradisi, tetapi tidak memahami ajaran dan hakikat NU dengan ajaran Islam Aswaja-nya secara baik dan mendalam, hingga akhirnya keluar dari koridor yang sahih.

Selain itu, hal tersebut juga seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi para pengurus NU, yaitu pentingnya meneguhkan dan memaksimalkan peran kaderisasi dan dakwah Aswaja.

Diakui oleh dosen Universitas Muslim Nusantara Makassar itu, sistem kaderisasi di NU belum berjalan dengan baik. Akibat buruk dari hal ini, pada akhirnya banyak kader NU yang "menyeberang".

"Kita ini sistem pendataan keanggotaan saja belum punya, padahal umur NU sudah hampir satu abad," terangnya disambut kekeh para hadirin.

Selain kaderisasi, pendiri sekaligus pengasuh pesantren Nahdlatul Ulum Makassar ini juga mengingatkan pentingnya penanaman dan pengajaran keaswajaan sejak dini, dan diajarkan dengan sistem yang mumpuni.

"Jika warga kita pemahaman dan pengamalan Aswajanya sudah mantap dan baik, Insyaallah tidak akan ada lagi ceritanya penyeberangan, apalagi penyelewengan dan pendirian aliran sesat." (num)


Terkait