The Wahid Institute Siap Beberkan Data Kekerasan yang Dilakukan FPI
Selasa, 3 Juni 2008 | 01:03 WIB
The Wahid Institute (WI), lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pengembangan paham Islam moderat, siap membeberkan data-data atas sejumlah aksi kekerasan yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI).
Hal tersebut diungkapkan Peneliti pada WI, Rumadi, dalam jumpa pers di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Jalan Kramat Raya, Jakarta, Senin (2/6) kemarin. Ia mengatakan hal itu menyusul penyerangan FPI terhadap aktivis Aliansi Kebangsaan dan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Jakarta, Ahad (1/6) lalu.<>
Rumadi menjelaskan, secara umum, setiap aksi kekerasan yang mengatasnamakan Islam, sebagian besar dilakukan FPI. “Intinya, terlalu banyak bukti bahwa FPI sering melakukan kekerasan. Kita punya bukti dan data semuanya,” tandasnya.
Karena itu, imbuhnya, tak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak bertindak tegas pada organisasi pimpinan Habib Riziq Shihab itu. Termasuk tuntutan sebagian kalangan yang menginginkan FPI dibubarkan, bukan perkara sulit bagi pemerintah untuk memenuhinya.
Jika pemerintah tidak berani bersikap tegas, tegas Rumadi, bukan tidak mungkin massa NU akan mengambil langkah sendiri untuk membubarkan secara paksa FPI. Apalagi, salah satu di antara korban penyerangan itu; KH Maman Imanulhaq, adalah tokoh NU di Cirebon yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan.
Hal senada dikatakan Direktur Moderate Muslim Society, Zuhairi Misrawi, yang juga hadir pada kesempatan itu. Ia mencatat, sejumlah aksi kekerasan atas nama agama di Tanah Air, terutama setelah era reformasi, pasti pelakunya adalah FPI.
Zuhairi yang dikenal sebagai intelektual muda NU mendukung tuntutan pembubaran FPI. Namun, ia menjamin bahwa upaya tersebut tak akan dilakukan dengan cara-cara kekerasan selama pemerintah segera bertindak tegas.
“Tidak ada upaya dari NU untuk melakukan kekerasan. Ini hanya pressure (tekanan) kepada pemerintah agar segera bertindak,” tegas Zuhairi yang juga Ketua Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia itu. (rif)