Sudah dua malam ini puluhan masjid yang ada di Pekalongan, Jawa Tengah, dan sekitarnya diserbu ratusan hingga ribuan umat Islam. Mereka datang dari berbagai penjuru kampung untuk memanfaatkan 10 malam terakhir pada Ramadhan ini agar mendapatkan Lailatul Qadar (satu malam istimewa pada Ramadhan).
Salah satu masjid terbesar di Kota Pekalongan di sebelah barat alun-alun Kota, misal, ratusan kendaraan roda empat parkir berjejer sejak pukul 23.00 WIB hingga menjelang subuh. Pemiliknya yang tidak saja berasal dari wilayah Pekalongan memanfaatkan malam ke-21 hingga malam 30 Ramadhan untuk bersama mengikuti salat tasbih di masjid ini ber-i'tikaf.<>
Ketua Yayasan Masjid Agung Al Jami' Pekalongan, KH Abdul Fattah Yasran, mengakui, tradisi salat tasbih selama 10 malam terakhir pada Ramadhan sudah lama dilaksanakan. Ia mengaku tidak heran jika banyak yang berminat mengikuti kegiatan yang dimulai pada dini hari hingga menjelang subuh itu. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, Masykur Muhammad.
Masjid yang tiap malam Ramadhan menggelar salat tarawih 20 rakaat itu menjadi tempat favorit umat Islam, di samping tempatnya cukup luas, strategis. Bangunan masjid juga mengandung nilai sejarah perjuangan masuknya Islam di wilayah Pekalongan.
Abdul Hakim, pria asal Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, meskipun rumahnya cukup jauh, dirinya setiap malam bersama keluarganya selalu hadir untuk mengikuti salat tasbih. Dirinya mengaku bangga jika bisa salat berjamaah di masjid itu, apalagi letaknya cukup strategis di tengah tengah Kota Pekalongan.
Meski tak satu pun manusia yang tahu kapan Lailatul Qadar akan hadir di malam Ramadhan, tetapi ratusan, bahkan ribuan hingga jutaan muslim, tak lelahnya mengejar malam seribu bulan yang penuh rahmat dan barokah itu.
Termasuk di antaranya masyarakat Pekalongan dan sekitarnya yang menyakini bahwa malam Lailatul Qadar pasti akan turun di salah satu malam Ramadhan sebagaimana telah dijanjikan Allah dalam Al-Quran. (rif)