Warta

Warga Pandeglang Bahas Rumah Produksi NU

Kamis, 2 Desember 2010 | 09:00 WIB

Pandeglang, NU Online
Dalam rangka merealisasikan ‘Rumah Produksi NU’ kerjasama PBNU dengan Kementerian Daerah Tertinggal (PDT), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melakukan dialog dengan warga NU di Labuan, Pandeglang, Banten.

Pada prinsipnya telah dicapai kesepakatan bahwa gerakan itu merupakan kebutuhan rakyat untuk satu perubahan yang lebih baik khususnya untuk kesejahteraan dan keadilan ekonomi. Oleh sebab itu ‘Rumah Produksi NU’ itu harus dibangun atas persaudaraan dan kebersamaan.

<> Demikian hasil diskusi sesi pertama yang berlangsung dengan warga NU dalam forum “Bimbingan Teknis Motivasi Berprestasi dan Kewirausahaan” yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama—Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kamis (2/12), di Hotel Kharisma Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.

“Warga NU  sebesar 75,9 juta jiwa. Kesepakatan untuk  berubah telah berlangsung puluhan tahun lalu sejak NU didirikan. Maka, tugas kita sekarang adalah menjaga kesinambungan dan semangat perubahan hingga menyentuh ke bidang perekonomian,”tandas Imam Pituduh, Sekretaris Lembaga Penyuluhan Pertanian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPP-PBNU).

Sementara itu KH Khozinul Asror, Wakil Rois Syuriah PCNU Kab. Pandeglang mengatakan bahwa konsolidasi program gagasan PBNU di Pandeglang dan Lebak yang berorientasi penguatan ekonomi masyarakat pedesaan sekarang ini merupakan yang pertama kali dilakukan.

“Saya senang, ini yang pertama kali terjadi, warga NU dari semua tingkatan berkumpul berbicara tentang perubahan di bidang ekonomi,”tutur Kiai Khozin bangga.

Menurut KH Khozin gagasan fisik ‘Rumah Produksi NU ‘ merupakan simbol gerakan ekonomi warga nahdliyin sekaligus menguatkan kembali cara kerja dan cara maju yang berpijak pada kolektifitas.

“Kita sebenarnya sudah bersama-sama, di Pandeglang dalam delapan tahun terakhir sudah kompak dan bersama-sama, hanya kita belum merasa satu arah di bidang gerakan ekonomi. Jadi, tugas PBNU lah yang menentukan satu arah itu,”ujar KH Khozin yang pernah aktif di PP RMI (Robithah Ma’ahid Islamiyan-Persatuan Pondok Pesantren NU) periode 2004-2010. (amf)


Terkait