Kairo, NU Online
Warga Negara Indonesia (WNI) di Yaman, hingga Ahad malam (11/12) belum bersedia dievakuasi kendati situasi keamanan di negara itu belum menunjukkan tanda-tanda kondusif.
"Sejauh ini tampaknya sebagian besar WNI, umumnya santri, belum bersedia dievakuasi atau meninggalkan Yaman," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Yaman Nurul Aulia ketika dihubungi Wartawan Antara Munawar Saman M. dari Kairo, Ahad malam.
<>Para mahasiswa itu sebagian besar bermukim dan kuliah di provinsi Hadramaut, bagian timur negeri paling selatan Jazirah Arab tersebut.
Menurut Dubes Aulia, aparat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sanaa masih belum bisa berkunjung ke Hadramaut terkait masalah keamanan. Kendati demikian, kata dia, KBRI tetap berupaya mencari cara untuk melakukan evakuasi.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Marty Netalegawa mengatakan bahwa pemerintah Indonesia sedang menyiapkan evakuasi WNI menyusul tewasnya dua mahasiswa Indonesia akibat serangan pemberontak terhadap kampus mereka di Saada, sekitar 150 km utara Sanaa.
Dua mahasiswa Indonesia yang meninggal tersebut telah dimakamkan di perguruan Darul Hadits (Sunni salafi) di desa Dammaj, Saadah.
Korban meninggal tersebut masing-masing bernama Muhammad Soleh Bin Syamsul Bahri asal Batubara, Medan, Sumut, dan Jamiri Abdullah asal Kuala Simpang, Nangroe Aceh Darussalam.
Dua mahasiswa lagi, Abdul Hadi asal Medan dan Abu Yusuf dari Ambon, Maluku, menderita luka-luka dan kini di rawat di klinik perguruan Darul Hadits Sanaa, kata Dubes Nurul Aulia.
Sejak meletusnya konflik bersenjata antara pasukan pemerintah dan oposisi, pemerintah Indonesia lewat KBRI Sanaa telah memulangkan ratusan WNI ke Indonesia.
Bahkan, pada Juni lalu KBRI telah mendesak semua WNI untuk dievakuasi menyusul gawatnya situasi keamanan di Yaman akibat serangan bom terhadap Istana Presiden yang melukai Presiden Ali Abdullah Saleh.
Saat ini, pertempuran bersenjata masih berkobar kendati Pemerintah Persatuan Nasional telah dilantik pada Sabtu (10/12) setelah resmi mundurnya Presiden Saleh.
Redaktur : Hamzah Sahal
Sumber : Antara