Para santri usai mengikuti kegiatan SMK mini Pondok Pesantren Kebun Baru. (Foto: NU Online/Hairul Anam)
Hairul Anam
Kontributor
Pamekasan, NU Online
Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mini di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur sejauh ini berlangsung secara massif. Para siswa-siswi akhirnya punya skill yang terasah sesuai hobi yang mereka tekuni, termasuk piawai dalam strategi pemasaran produk. Karena itu, program SMK mini mesti dilestarikan dan dapat dukungan berbagai pihak.
Demikian ditegaskan Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pamekasan Syafiuddin, saat ditemui di kantornya, Jalan R Abd Aziz Nomor 95, Jungcangcang, Kecamatan/Kabupaten Pamekasan, Sabtu (7/3).
Bagi Syafiuddin, SMK mini bisa melahirkan generasi yang berkualitas dan tahan banting dalam menghadapi arus zaman.
“Saat ini persaingan begitu ketat. Tapi kalau lulusan atau kader NU mempunyai keterampilan lebih, saya kira bagus sekali.” ucapnya.
Syafiuddin menambahkan, GP Ansor Pamekasan meminta seluruh lembaga pendidikan di Kabupaten Pamekasan untuk menguatkan SMK mini. Ia juga mengapresiasi program SMK mini yang konsisten dilakukan SMK Miftahul Ulum Pondok Pesantren Kebun Baru Putri, Kacok, Palengaan, Pamekasan.
Ia meminta agar SMK mini juga menggembleng pesertanya untuk piawai dalam strategi pemasaran. Sebab, produksi yang secara terus-menerus tanpa diimbangi pemasaran yang baik, itu tergolong kurang sukses.
"Produksi beres, pemasaran tentu mesti sukses," tandasnya.
SMK mini tersebut bertempat di laboratorium tata busana sekolah, kompleks Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kebun Baru Putri. Pesertanya diikuti siswa, alumni dan masyarakat umum. Diagendakan selama 4 bulan, mulai mulai Rabu (01/1) sampai Kamis (30/4). Para peserta akan menerima materi satu minggu dua kali.
"Terima kasih atas apresiasi dari Ketua PC GP Ansor. Terima kasih atas support dari berbagai pihak," terang Kepala SMK Miftahul Ulum Kebun Baru, Yanto.
Menurut Yanto, SMK mini di lembaganya merupakan program mantan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, pada tahun 2014, yang bertujuan menghapus stigma lulusan SMK hanya akan menambah jumlah pengangguran. Yanto mengaku, program yang dipilihnya sudah ada surat izin dan berlabel.
Yanto mengungkapkan, banyak program yang ditawarkan pemerintah pusat, tetapi pihaknya lebih memilih tema pelatihan menjahit dan pengelolaan kain perca menjadi tas mini. Semua itu tergantung sekolah yang akan mengelola.
"Di sini pecahan kain perca menjadi tas mini. Semua itu tergantung sekolah yang akan mengelola. Bagaimana sekiranya setelah SMK mini ini tidak hanya selesai di program itu. Jadi, mereka itu punya keterampilan, wirausaha sendiri, minimal mereka bisa menguasai entrepreneur, dan nama produk kami yaitu Miken Natural Bag,” tuturnya.
Yanto menambahkan, siswi lulusan SMK dan masyarakat juga mempunyai keterampilan berwirausaha. SMK mini tidak hanya memberikan materi tentang produksi, tetapi juga materi pemasaran.
“Harapan saya ke depannya, setelah SMK mini ini mempunyai produk khusus yang laik dijual. Jadi, kita punya ruang produksi sendiri, anggaplah kita punya konfeksi,” harapnya.
Kontributor: Hairul Anam
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua