Hairul Anam
Kontributor
Pamekasan, NU Online
Warga Madura sempat dihebohkan oleh isu virus corona sedang menyasar pulau garam tersebut. Hal itu seiring dengan pulangnya puluhan mahasiswa yang studi ke Tiongkok.
"Tapi alhamdulillah kami tidak gentar oleh isu tersebut. Apalagi pihak dinas kesehatan memastikan itu hoaks. Kami sudah punya cara guna membendung virus corona, yaitu dengan melestarikan ramuan Madura," terang Ketua PC IPPNU Pamekasan, Fathiyatul Jannah, saat ditemui di kantornya, Jalan R Abd Aziz Nomor 95, Jungcangcang, Kecamatan/Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (6/3).
Dari diskusi dan kajian internal yang dilakukannya, diyakini virus corona tidak akan menyerang tubuh yang ketahanan fisiknya bagus. Ia hanya menyasar fisik lemah. Sementara ramuan Madura menjanjikan antibodi meningkat tajam.
"Terutama jahe merah dan kunyit. Dua jenis rempah-rempah ini sejauh ini jadi andalan ramuan Madura, ditambah kayu manis, lengkuas, dan bawang putih serta bawang merah," papar Fat, panggilan akrab Fathiyatul Jannah.
Berdasarkan konsultasi ke dinas kesehatan, pihaknya memahami betapa jahe merah dan kunyit sangat besar kandungannya untuk stamina atau ketahanan tubuh.
"Kita ketahui, sejak virus corona menggemparkan dunia, banyak yang berbondong-bondong mengonsumsi jahe merah dan kunyit. Sebelum ada corona, nenek moyang kami di Madura sudah biasa mengonsumsinya," ungkap Fat.
Pihaknya menyayangkan budaya mengonsumsi ramuan Madura mulai ditinggalkan oleh generasi saat ini. Untuk itu, pelajar NU harus berada di garda terdepan untuk kembali menghidupkan budaya positif tersebut.
Jauhnya generasi muda atas budaya hidup nenek moyangnya, kata Fat, tidak cukup disesalkan. Tapi, mesti dicarikan solusi alternatif.
"Kita di NU dididik tidak untuk menyalahkan. Namun, meretas solusi atas persoalan yang ada," tegasnya.
Dalam waktu dekat, tambahnya, PC IPPNU Pamekasan akan menggelar pelatihan pembuatan ramuan Madura. Sekalipun ujungnya tidak untuk kepentingan komersial, minimal jadi minuman sehat keseharian pelajar NU.
"Banyak tabib di Kabupaten Pamekasan yang tergabung di kepengurusan PCNU Pamekasan. Kami bisa menjadikan mereka konsultan kesehatan kaitannya dengan pembuatan ramuan Madura," papar Fat.
Fat meminta dukungan berbagai pihak. Utamanya dari Fatayat dan Muslimat Nu selaku ‘ibu kandung’ IPPNU.
"Kami bertekad untuk menjadi pelajar NU sejati. Salah satunya dengan melestarikan warisan nenek moyang kita berupa ramuan khas Madura," tukasnya.
Kontributor: Hairul Anam
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua