Daerah

Budaya Perekat Nasionalisme dan Persatuan

Senin, 21 Mei 2012 | 10:07 WIB

Sumenep, NU Online
Di tengah carut marutnya bangsa ini, Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati tiap 20 Mei sangat penting direfleksikan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap negeri ini. Praktik KKN dan konfilik disebabkan karena nasionalisme yang sudah tak kertanam dalam diri.<>

Memperingati Harkitnas bagian dari upaya menanamkan rasa nasionalisme. Melalui festival kebudayaan masyarakat bisa bersatu, selain memperkenalkan kepada orang lain dan generasi muda.

“Melakukan sebuah kegiatan kongkret yang sifatnya menjaga, melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dalam rangka membangkitkan budaya nasional sangat penting. Sehingga tidak terjadi putusnya sanad kebudayaan, agar anak cucu negeri yang memiliki keanekaragaman budaya ini tahu siapa bapak dan ibu kebudayaan kita,” kata Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep Satnawi Kepada NU Online, Ahad (20/5) malam.

Menurut Satnawi, Indonesia tidak memiliki budaya, yang ada budaya lokal dari masing-masing daerah. Menghargai budaya Indonesia harus dengan menghargai semua budaya dari setiap wilayah di Indonesia. 

“Apabila masyarakat kenal terhadap kebudayaan di daerah lain dan menghargai budaya tersebut, maka dipastikan perpecahan dan sinisme kedaerahan tidak akan terjadi,” ungkapnya.

Bentrok antar etnis, agama dan oranisasi kemasyarakatan karena dinilai tidak kenal dengan budaya daerah lain.

Untuk memperkenalkan budaya butuh media, dalam hal ini menurut Sekjen Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Dewan Kota Madura peran media massa sangat penting. Namun, menurutnya, media massa saat ini tidak lagi mampu menyambungkan roh nasionalisme yang sudah mulai pudar.

“Media hanya sebagai proyek politik propaganda yang tiada lain untuk mengelabui rakyat,” ungkap Ahmadi. 


Redaktur      : Syaifullah Amin
Kontributor : M. Kamil Akhyari/Hendriyanto