Desa Candi, Wisata Alam dengan Udara Sejuk di Jawa Tengah

Semarang, NU Online

Berjarak sekitar 35 kilometer dari Kota Semarang, pusat Provinsi Jawa Tengah, Desa Candi, Kecamatan Bandungan memiliki sejumlah tempat wisata yang bisa dikunjungi bersama keluarga. 

Desa Candi juga hanya berjarak 20 kilometer dari Unggaran, pusat pemerintahan Kabupaten Semarang. Sedangkan dari Kota Salatiga berjarak sekitar 28 kilometer. Wisatawan yang ingin berkunjung ke Desa Candi bisa melewati pintu tol Unggaran atau Bawen. 

Menurut Sekretaris Desa Candi, Praminto, di desanya ada tempat wisata andalan seperti taman Bunga Celosia, Candi Gedongsongo, air panas, jasa berkuda keliling gedong songo, Sunrise Hill Bandungan, penginapan, hingga kebun bunga. 

"Kalau di Desa Candi, ada banyak tempat wisata. Umumnya wisata alam. Biasanya akhir tahun kayak begini ramai," kata dia kepada NU Online, Kamis lalu. 

Di taman bunga Celosia, katanya, masyarakat bisa menikmati berbagai hiburan seperti taman domba dan kelinci, kolam renang, ontang-anting, trampolin, komidi putar dan mini cross. Ada juga istana balon, ATV, skuter, dan berbagai tempat spot foto. 

"Taman bunga Celosia ini sebagiannya berdiri di atas tanah desa, lainnya pribadi. Biaya masuk sekitar Rp. 20.000 sampai Rp25.000," imbuhnya. 

Taman Celosia umumnya dikunjungi oleh rombongan keluarga dari berbagai daerah di pulau Jawa dan luar Jawa. Udara yang segar membuat suasana bermain di Celosia tidak terasa. Umumnya berada di angka 20-29 derajat Celsius. 

Praminto menambahkan, wisata andalan lainnya yaitu komplek Candi Gedongsongo. Kawasan Candi Hindu ini memiliki udara yang dingin, pemandangan indah dan udara masih segar.

Sekali pun dulu terdapat sembilan candi, saat ini candi yang masih memiliki bentuk utuh hanyalah lima buah saja. Sedangkan empat candi lainnya sudah berupa reruntuhan yang tidak utuh namun masih tetap bisa dilihat dan dinikmati.

Keberadaan candi ini sendiri ditemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan berdasarkan karakteristik dari bangunan candi bisa diketahui bahwa candi ini dibangun pada zaman Wangsa Syailendra pada abad ke-9, tepatnya pada tahun 927 Masehi. 

Udara di sekitar Candi Gedongsongo cukup dingin karena suhunya bisa mencapai 10 derajat celcius dan terkadang berkabut. Pengunjung yang ingin olahraga bisa mengikuti jalur trekking sekitar 2 km tapi, juga bisa menyewa kuda yang disediakan warga sekitar. 

"Candi Gedongsongo ini kategori Hindu, ditemukan zaman Belanda. Dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dan Perum Perhutani Provinsi Jawa Tengah," jelasnya. 

Di kompleks Candi Gedongsongo juga terdapat pemandian air panas dengan biaya masuk hanya Rp. 5000. Airnya pun mengandung belerang yang cocok untuk perawatan kulit. Karena berada di sisi selatan gunung Unggaran. 

"Di Desa Candi juga punya kegiatan rutinan yang layak diikuti seperti merti dusun, kadeso atau ulang tahun dusun dan metok ke (tradisi bawa makan ke rumah tetua atau sesepuh). Kita lakukan setahun sekali, hari jadi kampung," bebernya.

Desa Candi, katanya, juga memiliki perkebunan bunga yang cukup luas. Kebun tersebut dimiliki oleh warga setempat dan setiap hari bisa dipanen. Umumnya para petani menjual berbagai jenis bunga segarnya ke pasar Bandungan. Para petani dengan barang dagangannya duduk berjejer menunggu pembelinya. 

Bunga-bunga tersebut bisa digunakan untuk hiasan panggung pernikahan, hiasan ruangan, untuk ziarah makam, atau bisa diberikan sebagai hadiah kepada orang tercinta. 

"Kita berharap meningkatnya wisatawan ke Desa Candi, bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tutupnya.