Jember, NU Online
Pagar Nusa tidak bisa lepas dari kiai dan Nahdlatul Ulama. Sebab Pagar Nusa didirikan oleh kiai (Gus Maksum) untuk kepentingan Nahdlatul Ulama sekaligus kepentingan bangsa.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua PCNU Jember, H. Misbahus Salam saat memberikan sambutan dalam acara Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Pagar Nusa di Pondok Pesantren Al-Qodiri, Gebang, Jember, Ahad (18/12).
Menurutnya, kiai harus diposisikan sebagai guide dalam setiap kegiatan Pagar Nusa. Ini dimaksudkan agar langkah Pagar Nusa selalu lurus dan tidak mudah terpancing untuk berbuat hal-hal yang tidak terpuji mengingat sebagian besar anggota organisasi ini adalah darah muda yang biasanya suka mencari sensasi.
"Marilah meningkatkan kesadaan ber-NU. Seperti yang sering diucapkan Kiai Muhith Muzadi, kita ikut NU adalah untuk memperbaiki diri. Dengan sering berkumpul bersama ulama, menjadikan ulama sebagai kompas, diharapkan kita bisa menjadi lebih baik," tuturnya.
Ia menamabahkan, Pagar Nusa juga perlu meningkatkan kesadaran dalam berukhuwah nahdliyyah. Dengan begitu, Pagar Nusa akan semakin kuat karena berintegrasi dengan NU secara keseluruhan termasuk pesantren.
"Yang juga penting adalah meningkatkan kesadaran berorganisasi, mengingat di tubuh Pagar Nusa terdapat banyak aliran silat. Maka manajemen keorganisasian perlu ditata sesuai AD/ ART. Sehingga jika terjadi persoalan, payung hukumnya sudah jelas (AD/ADT)," jelasnya.
Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Al-Qodiri yang juga Pengurus Pusat Pagar Nusa, Lora Fadil Muzakki memberikan apresiasi yang mendalam atas terselenggaranya kegiatan UKT tersebut. Ia merasa tersanjung lantaran pesantren Al-Qodiri ditempati hajatan UKT Pagar Nusa.
Dikatakannya, pendiri dan pengasuh utama pesantren Al-Qodiri, KH Muzakki Syah mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan pendiri Pagar Nusa, Gus Maksum. Bahkan sejak awal, pesantren Al-Qodiri-lah yang banyak menfasilitasi kegiatan Pagar Nusa.
"Gus Maksum, pernah menitipkan Pagar Nusa kepada abuya Kiai Muzakki agar dirawat dan dikembangkan," tukas Lora Fadil saat memberikan sambutan.
UKT yang diikuti 600 pesilat itu berjalan cukup khidmat. Meski diguyur hujan, namun mereka tetap bersemangat untuk mengikuti ujian sekaligus pembekalan. (Aryudi A Razaq/Abdullah Alawi)