Solo, NU Online
Uang baru biasanya tampak ketika Hari Raya Lebaran. Tapi di Solo, sudah tampak sepanjang Ramadhan dari tangan para penukar uang. Mereka bisa dijumpai di sepanjang Jalan Slamet Riyadi dan Koridor Jenderal Sudirman.
<>
Para penjual jasa tukar uang tersebut menawarkan pecahan mulai Rp 2.000 hingga Rp. 10.000. Uang baru itu dapat diperoleh di Bank Indonesia (BI) kantor perwakilan Solo.
Salah seorang penukar uang adalah Tri (53). Ia sudah hampir 7 tahun menyeriusi usaha ini tiap Ramadhan. Ia yang sehari-hari berjualan di warung, Ramadhan ini, untuk sementara tutup.
“Tahun ini, sudah saya kumpulkan modal Rp 10 juta. Semua sudah ditukarkan dengan uang baru,” tuturnya, beberapa waktu lalu (11/7).
Dari setiap penukaran, ia mendapatkan komisi sebesar 5 persen. Berdasarkan pengalamannya, besaran komisi ini dapat meningkat sepekan menjelang lebaran. Namun dibalik besarnya keuntungan yang dapat diperoleh, juga tak luput dari risiko kerugian.
“Tahun kemarin, saya hampir tertipu Rp 3 juta. Uang yang akan ditukar ternyata palsu,” kata Tri.
Hal serupa juga pernah dialami Bandriyah (47). Dia mengaku pernah dipaksa seorang konsumen untuk menukar uang jutaan rupiah dengan pecahan kertas yang baru. Karena ragu akan keaslian uang itu, ia menolak untuk menukarkan uang kertas baru yang dimilikinya.
Meskipun dihadapkan pada risiko demikian, Tri, Bandriyah dan para penjual jasa penukaran uang baru lainnya tetap bersemangat berjualan setiap harinya. Keuntungan yang besar membuat melupakan mereka akan risiko uang palsu.
“Untungnya lumayan. Yang penting bisa membelikan baju baru lebaran untuk anak-anak,” ungkap Bandriyah.
Redaktur : Abdullah Alawi
Kontributor: Ajie Najmuddin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua