Daerah HARI SANTRI 2016

Kesakralan Hari Santri Harus Terus Dijaga

Selasa, 11 Oktober 2016 | 03:18 WIB

Pacitan, NU Online
Koordinator Nasional Gerakan Ayo Mondok KH Luqman Harits Dimyathi menyebut peringatan Hari Santri 22 Oktober sebagai moment penting bagi para santri dan Nahdliyin. Oleh sebab itu, menjaga kesakralan hari itu merupakan sebuah bentuk penghormatan kepada Hadratussyekh Hasyim As’ari, sebagai pencetus fatwa Resolusi Jihad NU.

Kiai Luqman menyampaikan pesan itu dalam rapat koordinasi panitia Hari Santri bersama PCNU Pacitan di ndalem Paguron Soko Papat, Pesantren Tremas Pacitan, Ahad sore (9/10).

Menurut Kiai Luqman, Hari Santri adalah penanda spiritualitas dan patriotisme kaum santri dan warga Nahdliyin. Maka, menjaga marwah 22 Oktober sebagai Hari Santri ialah usaha menyambung sejarah, seperti seruan Hadratussyekh Hasyim As’ari untuk menjaga keutuhan Indonesia

“Memperingati Hari Santri sama artinya kita melaksanakan dawuh (perintah) Mbah Hasyim. Fatwa Resolusi Jihad NU saat ini kita maknai untuk berjuang kepada umat,” demikian kata pengasuh Pesatren Tremas Pacitan itu.

Oleh karena itu, Katib Syuriyah PBNU ini menyeru kepada seluruh kaum santri dan warga Nahdlyin pada hari itu untuk dapat memfokuskan diri, turut berpartisipasi dalam rangkaian peringatan Hari Santri. Sebab, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menginstruksikan kepada pengurus NU di tingkat wilayah dan cabang untuk bersama-sama mensukseskan peringatan Hari Santri.

“Kami minta peringatan Hari Santri, khususnya di Pacitan ini dapat berjalan sukses,” katanya.

Peringatan Hari Santri, imbuhnya, merupakan bentuk penghargaan negara kepada para santri. oleh sebab itu, penetapan Hari Santri yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 patut disyukuri bersama.

"Melalui Hari Santri, saatnya para santri ini dibesarkan hatinya," pungkasnya.

Seperti diketahui, peringatan Hari Santri 22 Oktober akan diperingati serentak di seluruh Indonesia. Berbagai kegiatan telah dipersiapkan oleh PBNU, diantaranya Kirab Resolusi Jihad NU dari Banyuwangi menuju Jakarta dan pembacaan Satu Milyar Shalawat Nariyah.

Sementara itu, di Pacitan, Jawa Timur peringatan Hari Santri akan dimulai pada 16 Oktober. Diawali dengan Kirab Budaya Religi yang akan diikuti oleh PCNU, Banom NU dan MWCNU se-Pacitan.

Selain itu ada berbagai bentuk kegiatan lain, seperti lomba pembacaan kitab kuning antar pesantren, lomba esai dan puisi, bazar, pagelaran seni budaya, rangkaian pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah, Kirab Resolusi Jihad NU dari Pesantren Tremas menuju alun-alun Pacitan menempuh jarak 14 KM, apel dan Kirab Hari Santri 22 Oktober yang akan diikuti oleh ribuan peserta.(Zaenal Faizin/Mukafi Niam)