Daerah

Madu FM: Berdakwah dengan Radio Komunitas

Sabtu, 23 Februari 2013 | 17:11 WIB

Trenggalek, NU Online
Semangat mendirikan radio komunitas di beberapa daerah sangat membanggakan. Meskipun dengan jangkauan siaran yang terbatas, tidak menyurutkan untuk tetap berkhidmat kepada masyarakat sekitar.

<>

Ini juga yang dilakukan oleh Madu FM, sebuah radio komunitas di desa  Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Meskipun jangkauan siaran hanya menjangkau jarak sekitar 2,5 km, namun tidak menyurutkan radio ini untuk berdiri dan menyiapkan segalanya untuk mengudara.

Ali Masykur menandaskan bahwa radionya memang hanya mengkhususkan untuk komunitas para pedagang kecil. Namun dalam praktiknya, sejumlah masyarakat juga terlayani. “Kebetulan di daerah ini ada beberapa pesantren, sehingga kegiatan pondok juga kami siarkan,” katanya pada NU Online (23/2).

Dari beberapa pesantren di Trenggalek, hampir seluruhnya dilibatkan. Untuk kegiatan hari Sabtu misalnya, ada kajian subuh. 

“Ini hasil kerjasama dengan pesantren dan PCNU Trenggalek,” katanya. Dan siaran selama pengajian yang dilakukan secara live ini bisa dinikmati jaringan Madu FM yang tersebar di beberapa kota di Jawa Timur.

Demikian juga untuk kegiatan Lembaga Bahtsul Masail. Acara yang diselenggarakan PCNU Trenggalek ini mengikutsertakan beberapa peserta dari pesantren sekitar.  

“Kegiatan bahtsul masail kami tayangkan secara langsung,” ungkapnya. “Dengan demikian masyarakat bisa mendengarkan bagaimana suasana diskusi,” tandasnya.Tidak sampai di situ, setiap jam 16.00 sampai jam 21.00 WIB radio ini juga menanyangkan acara tanya jawab masalah keagamaan. “Setidaknya, ada empat pengasuh pesantren yang mengisi acara ini,” lanjutnya. 

Radio Madu FM seolah menjadi harapan bagi kiprah dakwah di daerah terpencil. Demikian pula kerjasama yang intensif dengan sejumlah pesantren serta PCNU setempat menggambarkan bahwa dakwah bisa dilakukan lewat radio. 

“Kami akan terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan beberapa kalangan dalam mengisi program acara,” terangnya.

 

Redaktur     : Hamzah Sahal
Kontributor : Syaifullah