Daerah

Petani di Pati Gagal Panen karena Banjir hingga Kesulitan Beli Bahan Bakar untuk Mesin Pompa Air

NU Online  ·  Ahad, 13 April 2025 | 15:00 WIB

Petani di Pati Gagal Panen karena Banjir hingga Kesulitan Beli Bahan Bakar untuk Mesin Pompa Air

Seorang petani asal Desa Sembaturagung Jakenan Pati sedang mencabuti rumput di area pertanian Desa Sembaturagung. (Foto: NU Online/Solkan)

Pati, NU Online
Nasib pilu dirasakan para petani Dukuh Pondowan, Desa Purworejo, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Salah satunya kepada Sukarno (65). Pada musim panen padi periode ini, ia tidak bisa ikut merasakan kebahagiaan hasil menanam. Padi-padi yang ia tanam pada bulan Desember 2024 harus mati karena terendam banjir pada bulan Februari 2025.

 

"Keluhan petani (di Pondowan) itu banjir dan tikus," ujar Sukarno saat diwawancarai langsung NU Online di area persawan di Jalan Purworejo Tambaharjo Pati pada Sabtu (12/4/2025). 

 

Nahasnya petani yang sehari-hari menggarap sawah milik orang ini tidak mendapat kompensasi dari pemerintah. Ia mengeluhkan karena tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah padahal para tetangganya ada yang menerima.

 

"Saya ini sawah menggarap milik orang lain, tidak dikasih. Sebenarnya saya mengeluh, sama-sama menggarap sawah apalagi miliknya orang, kan harusnya dikasih," keluhnya. 


Karno nama sapaan petani ini juga mengeluhkan soal syarat membeli pupuk bersubsidi yang harus menggunakan kartu tani dan jatah pupuk yang dibatasi hanya dua karung. Menurut petani yang menggarap sawah 1,5 hektar itu, kuota pupuk yang hanya dua karung itu tidak mencukupi. 

 

Selain pupuk, ia juga mengeluhkan terkait masalah bensin. Sebagai petani yang mengandalkan pengairan dari kali sekitar, ia sangat tergantung pada mesin sedot air atau pompa air yang bahan bakarnya dari bensin. 


Yang lebih mengenaskan lagi, ia harus membeli bensin melalui motornya di SPBU setempat, setelah itu, bensin dari tangki motor disedot lagi untuk mengisi bahan bakar mesin pompa air. Sebab tidak diperbolehkan membeli bensin untuk keperluan tersebut.

 

"Rasanya orang miskin kok begini ya, " keluhnya saat mengingat peristiwa itu. 

 

"Saya pernah minta surat dari balai desa itu harus pakai handphone dan lain-lain. Saya ini orang bodoh, kok harus pakai handphone dan sebagainya, hingga akhirnya tidak diberi izin," terangnya.

 

Karno mengungkapkan harga panen pertama tahun lalu cukup stabil yaitu gabah per kilogram pernah dihargai Rp8.000. Karena waktu itu sangat jarang ada wilayah yang mengalami musim panen,  karena Indonesia memasuki musim kemarau.


Ia juga pernah mengalami pasang surutnya jadi petani. Bahkan dulu gabah pernah dihargai Rp4.000 per kilogram atau Rp400.000 per kuintal.


"Satu ton gabah hanya mendapat uang Rp4 juta," kisahnya.

 

Sebagai petani kecil, ia cuma bisa berharap agar pupuk dipermudah dan harganya terjangakau, pengairan lancar dan harga gabah saat panen stabil.


"(Harapannya untuk pemerintah) Pupuk dan bensin (dipermudah). Karena petani di sini (Pondowan) melakukan pengairan dengan menyedot air dengan mesin. Dan harga jual (gabah) stabil," ungkapnya.

 

Berbeda dengan Kartono (65) petani asal Desa Sembaturagung, Jakenan, Pati mengatakan cukup puas dengan harga panen gabahnya. Ia tidak mengetahui pasti berapa perkiraan harga gabah per kilogram, karena dijual ke penebas atau tengkulak. Namun pada panen bulan Februari 2025 lalu, ia mendapatkan uang senilai Rp20,5 juta dari sawah seluas antara 0,5 hingga 1 hektar. 


Ia mengaku tidak menemui kendala terkait masalah pupuk, obat-obatan hingga pengairan. Bahkan menurutnya, meskipun gabah ia jual dengan sistem tebasan kepada tengkulak, ia merasa cukup puas dengan harganya. 


"Dulu memang pada zaman kelompok tani, pembagian jatah pupuk agak ketat. Sekarang udah bebas, kalau mau beli pupuk tinggal beli," ujarnya. 


Petani yang memulai terjun dalam dunia pertanian ini sekitar 10 tahun lalu ini menilai, bahwa ia tidak menemukan persoalan yang berarti saat menekuni profesi petani. Baik itu mahalnya harga pupuk, obat-obatan dan pengairan. 

 

"(Harga gabah) Sesuai untuk hari-hari ini, " pungkasnya.